Sekiseko cemilan tradisional Manggarai yang mulai dilupakan
Rangabalignisarbersuara.blogspot.com Namanya masih diperdebatkan, Sekiseko atau Rebok?😅 Nusa Bunga sebutan untuk pulau Flores merupakan sebuah pulau yang letaknya berada di kawasan timur Indonesia, yang akhir-akhir ini semakin ramai diperbincangkan dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Apalagi alasannya kalau bukan alam dan orangnya yang menawan. Salah satu destinasi wisata yang dimilikinya adalah Pulau Komodo yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat.
Objek wisata ini bahkan telah masuk ke dalam salah satu Situs Warisan Dunia dan Cagar Biosfer UNESCO. Daya tarik utama dari tempat ini selain pemandangan alamnya yang cantik adalah keberadaan satwa komodo yang merupakan spesies kadal terbesar di dunia, dan merupakan salah satu spesies hewan purba yang mampu hidup hingga saat ini.
Komodo hanya bisa dijumpai di Pulau Komodo (Kawasan Taman Nasional Komodo) dan beberapa tempat lain di pulau Flores. Selain Pulau Komodo, Flores juga memiliki deretan pantai cantik yang sayang untuk dilewatkan, contohnya sebut saja Pantai merah (pink beach). Pada pantai ini tidak akan berjumpa dengan pasir putih, namun pantai dengan pasir berwarna merah muda yang berpadu dengan biru dan jernihnya air laut. Menurut beberapa media online menyutkan bahwa panati Pink ini juga salah satu dari tujuh pantai berpasir pink di dunia, menarik dan unik.
Namun jalan-jalan tentu tidak pas jika tidak mencicip makanan khasnya bukan? Membahas atau membicarakan tentang kuliner khas Flores yang wajib Kamu cicipi ketika bertandang ke tempat yang eksotis ini.
Mengingat Indonesia memang terkenal dengan gudangnya makanan yang mampu membuat lidah tidak mau berhenti bergoyang seprti tarian India. Makanan khas Flores pun juga tak kalah dan memanjakan lidah bahkan untuk membuatmu ketagihan dengan rasaya yang unik dan jarang bisa dijumpai di daerah lainnya.
Bicara makanan Flores memiliki warisan kuliner yang kaya. Salah satu yang wajib kamu coba dari pulau di Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu makanan olahan jagung. Jagung bagi masyarakat Flores sangat istimewa. Ia tak hanya sebagai makanan olahan kudapan, tapi juga merupakan makanan pokok selain atau pengganti nasi. Jagung sama halnya seperti ubi. Beberapa olahan jagung dan ubi dimakan seperti halnya nasi, dan dimakan dengan lauk pauk.
Khusus masyarakat Manggarai mengolah jagung atau latung dalam bahasa setempat menjadi beberapa jenis makanan. Sebut saja Lenco, Rebok, Wesang, Luwuk, Latung Cero, Bombo, Sekiseko atau Sekseko dan lainnya. Namun, seiring perkembangan zaman beberapa makanan tersebut sudah jarang ditemui dalam keseharian masyarakat. Sebelum berkenalan dengan aneka hidangan modern, orang Manggarai secara turun temurun memiliki pangan yang diramu dan diolah dari berbagai hasil pertanian dan hasil alam di sekitarnya. Sebab masyarakat lokal lebih memilih jagung atau umbi-umbian sebagai makanan pokok ketimbang beras.
Beberapa di antara olahan dari Jagung memang masih bisa dinikmati hingga kini, khususnya wilayah pelosok sebut saja, Sekiseko/Sekseko salah satu makanan tradisional dari tepung jagung yang hampir dilupakan.
Sekiseko adalah makanan khas yang berasal dari tepung jagung giling (olahan mesin) maupun olahan menggunakan tenaga manusia yaitu menggunakan Watu penang (batu yang menghancurkan jagung dengan cara dipukul). Tepung yang dihasilkan dari olahan tersebut disishkan. Untuk membut Sekiseko, tepung tersebut dicampurkan dengan kelapa tua yang diparut dengan takaran yang sama. Kelapa dan tepung dicampurkan hingga menyatu secara keseluruhan. Setelah itu disangrai seperti kopi hingga warna tepung jagung tadi berubah sedikit menguning.
Demikian proses olahanya sehingga setalah itu lantas disebut Sekiseko. Setiap daerah punya nama masing-masing untuk olahan ini, ada yang menyebutnya Rebok. Untuk menambah cita rasanya biasanya ditambahkan gula pasir atau gula merah (Gola Malang).
Tepung dari Jagung setelah diolah sedemikian rupa adalah salah satu jenis makanan "cemilan tradisional" bagi orang Manggarai yang mendiami wilayah bagian barat dari pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Cemilan Sekseko ini disuguhkan kepada tamu yang berkunjung ke rumah mereka dalam kehidupan sehari-hari. Sekseko juga menjadi salah satu oleh-oleh khas ketika akan memantau keluar pulau Flores.
Saya termasuk penggemar “cemilan” Ini dan menjadi salah seru oleh-oleh yang selalu dibawah ketika pulang mudik ke Makassar dulu saat merantau. Atau ketika ada kawan yang akan ke Makassar Sekiseko menjadi salah satu yang ditunggu kedatangannya. Sekiseko bertahan cukup lama hingga berbulan-bulan.
Sekseko ini sangat dianjurkan menjadi cemilan menemani segelas kopi khas Manggarai (kopi tuk) dipagi hari, siang ataupun malam. Cara menikmatinya hampir mirip dengan Rebok (Jagung yang disangrai kemudian ditumbuk hingga menjadi tepung). Satu catatan bahwa jika sedang menikmati Seksesko tidak dianjurkan untuk berbicara atau ketawa, karena akan menimbulkan Cekes (batuk). Cukup imus (senyum) saja. Jika ke Manggarai jagan lupa makanan yang satu ini dan direkomendasikan untuk jadi oleh-oleh. Semoga warisan leluhur ini terus dilestarikan oleh generasi.
#Makanantradisonal #Sekiseko
Komentar