Beo Lejong Penyu mengamankan Ratusan telur penyu Lekang dipantai Desa Nanga Bere
Rangabalignisarbersuara.blogspot.com Musim bertelur penyu telah tiba, salah satu lokasi yang kerap disinggahi penyu untuk bertelur adalah pantai disisi selatan Labuan Bajo. Pada lokasi tersebut semalam tiga anak sekolah menengah pertama (SMP) menyelamatkan ratusan (132) butir telur penyu dipantai Kampung Bangko, Desa Nanga Bere, Lembor Selatan Pada Jumad, 07/04/2023.
Telur tersebut berasal dari satu sarang penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) yang mendarat. Ketika menemukan pendaratan penyu ketiga bocah ini mengamankan area sekitar dari predator yang sewaktu-waktu datang mengganggu. Selain itu hal ini langsung dilaporkan ke kelompok masyarakat pegiat konservasi untuk di tindaklanjuti.
"Kami sedang bermain dipantai tadi, kemudian ada benda yang bergerak ke darat ternyata penyu" ujar Yohanes Andika salah seorang yang telah menemukan Penyu tersebut.
Telur-telur tersebut langsung diamankan untuk dipindahkan ke lokasi penangkaran semi alami di pusat pelestarian dan edukasi penyu Kampung Bangko yang dikenal dengan nama Beo Lejong Penyu (rumah singgah penyu). Proses pemindahan telur dibantu oleh Kelompok Pokmaswas dan Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK). Kelompok yang selama ini aktif menjaga dan melestarikan penyu di Desa Nanga Bere. Pada tahun 2023, ini sarang pertama yang berhasil diselamatkan dan dipindahkan (relokasi) ke pusat pelestarian milik Beo Lejong Penyu.
Masyarakat setempat mulai melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan pelestarian penyu. Hal tersebut berangkat dari peran aktif Kelompok pegiat konservasi yang aktif mengkampanyekan kegiatan dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian penyu serta manfaat timbal balik dari kegiatan tersebut untuk masyarakat. Sejauh ini Beo Lejong Penyu telah melepasliarkan 1.700an tukik ke laut.
Perjalanan kegiatan
Masyarakat Kampung Bangko, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat sejak tahun 2017 silam melalui Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Bangko Bersatu mulai aktif menjaga serta melestarikan penyu. Hal itu lahir dari fakta bahwa masyarakat setempat terbiasa memburu dan mengambil telur penyu untuk dikonsumsi atau diperjualbelikan dipasar.
Setiap tahunnya belasan induk penyu mendarat untuk bertelur, hal tersebut oleh masyarakat dimanfaatkan sebagai peluang untuk "berbisnis" telur penyu dan sebagai lauk untuk "perbaikan" gizi (padahal faktanya telur penyu berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi).
Kehadiran kelompok ini memberi warna baru dilingkungan masyarakat setempat. Mereka menjadi pelopor terdepan dalam hal menjaga, mengedukasi serta melestarikan penyu. Kebiasan mengambil, mengonsumsi dan memperjualbelikan telur penyu terjadi karena masyarakat belum menyadari dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan "eksploitasi" tersebut. Selain itu juga masyarakat belum mengetahui status dari satwa purbakala tersebut. Menurut Badan Konservasi Dunia (IUCN), nyaris semua penyu laut masuk dalam daftar merah (terancam punah, red). Catatan WWF menyebutkan rusaknya habitat dan tempat penyu bertelur, pencurian telur hingga perdagangan ilegal produk penyu, menjadi tantangan terberat konservasi penyu.
Pada akhirnya masyarakat memilih berhenti dari kebiasaan tersebut dan mulai melestarikan penyu dengan membantu penetasan telur lewat penangkaran semi alami milik Kelompok Masyarakat tersebut. Singakatnya, dulu diburu, kini warga pesisir selatan Manggarai Barat memilih untuk lestarikan penyu.
Kegiatan kelompok masyarakat pegiat konservasi
Kelompok Pokmaswas pada musim penyu bertelur giat melakukan monitoring dipantai untuk menyelamatkan telur dari tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab dan predator yang berkeliaran sepanjang pantai seperti Anjing, Biawak, Babi hutan dan Komodo yang berkeliaran dipantai memangsa telur penyu.
Selain anggota kelompok, sebagian masyarakat mulai berpartisipasi aktif mendukung kegiatan tersebut, seperti ketika menemukan sarang penyu kemudian dilaporkan pada anggota kelompok untuk diselamatkan kepenangkaran semi alami. Membutuhkan waktu 45 hingga 65 hari telur tersebut menetas menjadi tukik mungil kemudian dilepasliarkan ke laut.
Pelepasan tukik ke laut bisa dimaknai sebagai simbol bahwa kemerdekaan ini milik semua mahluk hidup. Tidak terkecuali tukik, ia perlu mendapatkan kemerdekaan ke alam yang luas hingga menjadi penyu, dan terus berkembang, hingga biota ini akan dikenal oleh anak cucu kita nantinya (jika dilestarikan).
Sejauh ini persentase keberhasilan penetasan penyu di konservasinya mencapai 60 hingga 100% dari setiap sarang yang ditanam. Berbagai faktor yang menjadi kendala keberhasilan kegiatan konservasi tersebut seperti kurangnya sumber daya manusia (SDM) dalam melakukan kegiatan.
Sejak tahun 2021 (akhir) sebuah kelompok anak muda hadir untuk mendukung kegiatan pelestarian ini yaitu Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK). Kelompok ini hadir mendukung keberadaan kelompok pelestari Penyu yang aktif berkegiatan sejak 2017 silam. Bentuk dukungan yang dilakukan yaitu menghadirkan fasilitas pendukung kegiatan yaitu pusat pelestarian penyu yang terdiri dari rumah perlindung, bak pembesaran, tempat peneluran. Fasilitas pendukung tersebut berasal dari dana CSR Pertamina Foundation.Selain mendukung dalam bentuk fasilitas kelompok anak muda ini giat melakukan kampanye baik dimedia sosial juga ke masyarakat sekitar secara langsung.
Kegiatan kedua kelompok ini mendapat respon baik dari masyarakat sekitar, hal itu terlihat dari partisipasi aktif dari masyarakat dalam kegiatan mulai dari monitoring hingga pelepasan tukik. Selain kedua kelompok diatas belakangan (beberapa bulan yang lalu, red) sebuah kelompok masyarakat dikampung Nanga Tangga mulai melakukan kegiatan yang sama yaitu Pokmaswas Tekaka Indah. Kelompok ini sejak 2017 silam terbentuk bersamaan dengan Pokmaswas Bangko Bersatu namun belum maksimal dalam kegiatan.
Pada tahun 2022 lalu, tercatat ada belasan sarang penyu yang telah diamankan oleh kelompk pelestari ini, lebih banyak dari hasil-hasil kegiatan sebelumnya. Ini bentuk keseriusan kelompok pelestari dan juga karena partisipasi aktif masyarakat untuk mendukung kegiatan ini.
Ketiga kelompok ini berharap kegiatan mereka menjadi perhatian dari semua pihak untuk sama-sama bergerak demi kemaslahatan bersma dimasa yang akan datang “saya berharap, apabila ada pihak yang menemukan pendaratan penyu bisa menghubungi saya dan tim yang tergabung dalam kelompok telurnya jangan diambil untuk dikonsumsi,” ucap ketua kelompok masyarakat pengawas Bangko Bersatu Bpk. Abdul Karim.
Kegiatan pelestarian penyu yang dilakukan osebagai bentuk wujud dan bukti bahwa masih ada masyarakat yang peduli dengan lingkungan ditengah banyaknya kasus-kasus perusakan lingkungan yang marak terjadi belakangan ini dan masih dengan hal yang sama terjadi pemerintah masih "jual mahal" untuk membantu kegiatan ini. Ketiga kelompok ini berkomitmen untuk mewujudkan Desa Nanga Bere sebagai salah satu daerah percontohan untuk proses pelestarian penyu di Indonesia. Sejauh ini kegiatan tersebut belum mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah. Kelompok pelestari ini mengharapkan dukungan dan perhatian pemerintah dalam kegiatan mereka seperti peningkatan SDM dan bantuan untuk operasional.
Status penyu di Indonesia
Indonesia merupakan rumah bagi enam spesies penyu dari tujuh spesies yang ada di dunia saat ini. Enam jenis tersebut adalah penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu tempayan (Caretta caretta).
Di Indonesia sendiri penyu dilindungi oleh Undang-undang karena keberadaannya diambang kepunahan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, telah memasukkan semua jenis penyu tersebut berstatus dilindungi. Artinya, segala bentuk perdagangan penyu baik dalam keadaan hidup, mati, maupun bagian tubuhnya, dilarang.
Penyu berperan sebagai penyeimbang ekosistem di laut. Ketika mengarungi lautan dengan jarak tempuh yang amat jauh, penyu menyebar nutrisi melalui kotorannya. Kotoran inilah yang menjadi pupuk atau makanan untuk hewan dan tumbuhan laut lainnya. Beberapa jenis penyu memakan terumbu karang yang tidak sehat. Terumbu karang ini pun akan menjadi sehat kembali sehingga bisa tumbuh menjadi habitat oleh ikan-ikan. Selian itu, untuk diketahui penyu sangat berpengaruh untuk menjaga rantai makanan di laut. Menyelamatkan penyu, secara tidak langsung membatasi adanya ubur-ubur yang di laut. Ubur-ubur memakan bibit ikan. Dengan banyaknya penyu yang hidup berdampak pada melimpahnya hasil tangkapan nelayan dan tentunya untuk kita semua.
Nanga Bere pusat edukasi dan tempat pelestarian penyu
Sejak 2021 silam, Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (Ippk) giat melakukan kampanye dimedia sosial serta mengikuti berbagai kegiatan untuk mendapatkan dana dalam upaya pengembangkan dan mewujudkan Beo Lejong Penyu Sebagai pusat edukasi dan tempat pelestarian penyu untuk Kabupaten Manggarai Barat.
Pihak PT. Pelindo cabang Labuan Bajo menjawab mimpi tersebut. Perusahaan tersebut memberi dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ke Desa Nanga Bere untuk mendukung kegiatan pelestarian penyu dengan menghadirkan fasilitas dan sarana pendukung kegiatan.
Penampilan rumah edukasi Beo Lejong Penyu |
Saat ini rumah pusat edukasi sedang dikerjakan yang nantikan akan dimanfaatkan sebagai tempat belajar dan bermain serta melihat proses pelestarian penyu yang di lakukan di Beo Lejong Penyu.
Pada tahun 2022 lalu, Beo Lejong Penyu mendapat perhatian dari pemerintah, menjadi salah satu lokasi yang mendapat pendanaan untuk Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) dalam wilayah Kawasan Konservasi Perairan Nasional (Laut Sawu). Bantuan tersebut berupa sarana prasarana penunjang kegiatan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui pihak Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional(BKKP) Kupang wilayah kerja Manggarai.
Hadirnya fasilitas pendukung dan penunjang kegiatan menguatkan Beo Lejong Penyu Sebagai pusat edukasi dan tempat pelestarian penyu untuk Kabupaten Manggarai Barat.
Komentar