Pembangunan ala Jurassic Park di Pulau Rinca

Labuan Bajo adalah sebuah kota kecil yang ada di pulau Flores bagian barat. Keindahan alamnya dilengkapi dengan  binatang purba yang masih hidup hingga saat ini yaitu Komodo (Varianus Komodoensis) yang berada di  Taman Nasional Komodo sehingga ia begitu populer di telinga wisatawan.
Kota Labuan Bajo By: Komodo Shuttle.

Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur merupakan kawasan konservasi dan rumah bagi binatang endemik Komodo dan beragam satwa lainnya. 

Taman Nasional ini dibentuk pada 1980 sebagai upaya pemerintah melindungi habitat Komodo. Taman Nasional ini dibentuk sebagai upaya melindungi Komodo dari kepunahan. Tidak sampai disitu, karena keunikan dan kelangkaannya, Taman Nasional Komodo dinyatakan sebagai World Heritage Site dan Man and Biosphere Reserve oleh UNESCO tahun 1986.

Melihat potensi pariwisata yang dimiliki oleh Labuan Bajo, pemerintah kemudian menjadikannya salah satu dari 10 daerah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Perhatian pemerintah terhadap Labuan Bajo sungguh sangat besar.

Pemerintah terus melakukan pembangunan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Penataan kawasan wisata di pulau Rinca oleh pemerintah sedikit banyak akan mengubah wajah pulau yang menjadi habitat komodo itu. Hal ini sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo untuk mengubah wajah Labuan Bajo agar lebih menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
sumber: Dok. Biro komunikasi publik kementerian PUR 

Pembangunan pariwisata ala Jurassic Park di Loh Buaya, Pulau Rinca, Nusa tenggara timur beberapa hari belakang menghiasi berbagai platform media sosial. Hal ini bermula dari sebuah gambar yang memperlihatkan komodo berada di samping depan sebuah dumtrack. Pembanguan Sarparnas yang sedang berlangsung mendapat komentar dari berbagai kalangan. Tentunya ada yang menyetujui atau mendukung juga da yang menolak dengan alasanya masing-masing.

Menurut penulis pembangunan sarana prasarana (sarpras) di Loh Buaya Pulau Rinca Taman Nasional Komodo (TNK), dinilai tidak memperhatikan keberlangsungan hidup satwa Komodo. Selama ini  TNK ramai didatangi wisatawan  baik wisata lokal maupun mancanegara adalah untuk melihat komodo dan habitatnya yang alami dan itu adalah nilai jualnya.

Komodo yang selama ini hanya melihat lalu lalang manusia yang tentunya telah mengubah perilaku komodo yang terkenal sebagai salah satu predator tingkat atas dalam kawasan tersebut. Komodo biasanya mendapatkan makanan dengan berburu di alam liar, sekarang kelihatannya seperti menjadi "pemalas" untuk berburu karena ada aktivitas manusia.
sumber: CNN Juni Kriswanto 

Dapat dikatakan bahwa Komodo beberapa minggu belakangan harus bisa survive dengan kondisi lingkungan mereka yang sedang "ditata" oleh pemerintah. Kemungkinan akan perubahan perilaku komodo sangat besar dikemudian hari.

Perlu diingat banyak hewan punah dapat pula berupa kehilangan habitat dan perubahan kondisi lingkungan. Kadang-kadang binatang menjadi punah karena kehilangan habitat aslinya, tetapi itu terjadi karena manusia telah mengubah bentang alam untuk memperluas ruang hidup atas nama pembangunan.

Kemewahan tak menjamin kebahagian.
Salam lestari.


Komentar

Postingan Populer