Sampah dilaut telah membunuh 1000 penyu setiap tahunnya

Penyu yang mati karena sampah plastik 

Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) adalah hari nasional yang diperingati dalam rangka untuk mewujudkan serta meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap masalah sampah yang dihasilkan setiap tahunnya. Hari Peduli Sampah Nasional diperingati pada tanggal 21 Februari setiap tahunnya.

Melansir situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sulawesi, sejarah Hari Peduli Sampah Nasional bermula dari peristiwa di tahun 2005 silam. Saat itu terjadi longsor gunungan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada tanggal 21 Februari 2005.

Kejadian longsornya tempat pembuangan akhir (TPA) itu menjadi asal-usul diperingatinya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) setiap tanggal 21 Februari. Hari Peduli Sampai Nasional 2023 diadakan dengan tujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap masalah sampah.

Di Indonesia,  menurut Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) setiap tahunnya  Indonesia membuang sebanyak 1,29 juta ton sampah plastik ke sungai yang  bermuara di lautan.  Grup Penelitian Jambeck mengeluarkan hasil riset mereka soal  yang fakta sampah plastik di laut dalam jurnal berjudul Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean. Data tersebut mengesahkan posisi Indonesia berada di nomor dua sebagai penyumbang sampah plastik ke lautan di dunia. China menghasilkan jumlah sampah terbesar di laut, yaitu 262,9 juta ton sampah. Selanjutnya ada Indonesia (187,2 juta ton), Filipina (83,4 juta ton), Vietnam (55,9 juta ton), dan Sri Lanka (14,6 juta ton).

Faktor penyebab sampah adalah meningkatnya konsumsi oleh manusia, dan diakibatkan oleh rendahnya kesadaran dan pendidikan masyarakat, lemahnya peraturan dan peningkatan jumlah penduduk. Perlu menjadi catatan kita semua bahwa sampah yang kita hasilkan merupakan tanggung jawab kita masing-masing. Bukan hanya segelintir pihak, tapi semua pihak yang mana sejatinya kita sebagai manusia adalah penghasil sampah. Sudah saatnya kita mulai peduli akan masalah sampah yang berperan besar dalam kerusakan lingkungan dengan mulai mengelola sampah yang kita hasilkan secara tepat.

Pembuangan sampah dan limbah yang sembarangan hingga pengelolaan sampah yang tidak tepat menjadi penyebab terjadinya pencemaran lingkungan mulai dari air, udara, dan tanah. Selain merusak lingkungan kita, pencemaran akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan kita dengan timbulnya berbagai penyakit.

Pencemaran lingkungan tak hanya berdampak bagi manusia, tetapi juga makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Pencemaran sampah di laut membuat banyak hewan laut menderita bahkan berujung kematian dengan rusaknya habitat. Banyak peristiwa hewan laut dari paus hingga penyu yang mati akibat terkontaminasi sampah seperti sampah plastik yang termakan oleh mereka. Sampah kita membunuh mereka.

Dampak langsung dari sampah plastik yang mencemari laut adalah  banyaknya kasus dimana banyak organisme laut yang mati akibat menelan  sampah plastik. Hal ini terbukti dimana pada tahun 2018, ditemukan banyak  sampah plastik didalam organ tubuh organisme laut, sepeti bangkai penyu,  paus sperma, serta banyak organisme lainnya yang organ tubuhnya sudah  tercemar sampah plastik.

Dari kasus-kasus diatas,  dapat disimpulkan bahwa keberadaan sampah plastik di lautan sangat  berbahaya dan dapat mengancam kehidupan ekosistem laut. Dalam sebuah penelitian terbaru bahkan dijelaskan bahwa sampah plastik ini telah membunuh 1.000 penyu laut setiap tahunnya. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University of Exeter, Inggris. Mereka melakukan survei samudera di seluruh dunia di mana penyu tinggal. Hasilnya, 91 persen penyu yang mereka temukan terjerat alat tangkap telah mati.

Para peneliti juga meminta bantuan para ahli yang melintasi Samudera Atlantik, Pasifik, India, dan Mediterania untuk melihat apakah ada kura-kura terbunuh oleh plastik. Dari 106 orang yang menanggapi, 84 persen mengatakan mereka melihatnya

Ada tujuh spesies penyu laut dan semuanya terdampak polusi plastik. Menurut International Union for the Conservation of Nature (IUCN), semua spesies penyu rentan, terancam punah, atau sangat terancam punah. IUCN bahkan secara khusus mencatat bahwa polusi plastik merupakan ancaman utama bagikelangsungan hidup beberapa spesies penyu laut.

Sebagai insan muda mari bergandengan tangan menciptakan gerakan perubahan dalam kehidupan bermasyarakat. Manfaatkan teknologi sebagai media kampanye tentang edukasi bahaya akan sampah terhadap lingkungan sekitar.

"Sampah kita, membunuh mereka (biota laut, red"

Komentar

Postingan Populer