Sarang Penyu di Lembor Selatan dirusak Komodo
Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com Sarang Penyu Kampung Nanga Tangga dirusak Komodo
Nanga Tangga juga biasa disebut Beo Bawe merupakan salah satu anak kampung yang ada dalam wilayah Desa Nanga Bere. Sebuah anak kampung yang posisinya berada disisi barat Kampung Bangko (tempat saya).
Kampung tersebut merupakan satu-satunya kampung berada dipinggir pantai yang ada di wilayah Nanga Bere. Dalam benak sobat sekalian mungkin berpikir, pasti ini kampung nelayan. Hal itu tidak salah, mungkin berangkat dari apa yang kita lihat pada daerah lain. Ini berbeda dan mungkin unik, masyarakat justru berprofesi sebagai petani ladang. Justru yang berprofesi sebagai nelayan "tulen" yang satu dua orang.
Masyarakat akan melaut atau akan menjadi nelayan jika ada waktu senggang (mengisi waktu saja) seperti mancing atau mo pukat (sebutan untuk nelayan yang menggunakan jaring).
Nah, seperti yang saya sampaikan bahwa ini kampung dipesisir yang tentunya tak terpisahkan dengan pantainya. Dibelakang rumah warga terbentang ± 1km pantai berpasir hitam halus. Pantai ini menjadi lokasi masyarakat bermain atau menghabiskan waktu setiap harinya ketika sudah menyelesaikan aktivitas dikebun.
Nah bicara soal pantai tidak terlepas dari apa yang sedang kami lakukan di Beo Lejong Penyu dan menjadi salah satu alasan saya berada disini saat ini. Ya, soal konservasi penyu. Konservasi penyu sendiri yaitu kegiatan untuk melestarikan, melindungi maupun menjaga kelangsungan hidup penyu. Hal tersebut dapat dilakukan baik melalui penangkaran penyu, serta mengawasi agar tidak ada lagi pihak atau oknum yang memperdagangkan dan mengeksploitasi penyu untuk di manfaatkan untuk kepentingan pribadi. Konservasi penyu di Indonesia bertujuan untuk melindungi, melestarikan, dan menjaga agar penyu tetap hidup dan terus berkembang biak.
Pantai ini (Kampung Nanga Tangga) menjadi salah satu daerah atau tempat pendaratan penyu untuk bertelur di Desa Nanga Bere. Bahkan menjadi salah satu daerah pantai yang sering dikunjungi penyu setiap tahunnya untuk bertelur.
Beberapa waktu lalu (tahun 2021) kami sempat bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk memulai kegiatan atau upaya pelestarian penyu dan bahkan sudah menyumbang ratusan tukik ke Beo Lejong Penyu. Nah untuk saat ini saya kembali mencoba kembali menjalin komunikasi untuk melanjutkan program tersebut. Apalagi saat ini sudah memasuki musim penyu bertelur.
Memang kami menyadari bahwa untuk kampung ini kami belum bisa bekerja secara maksimal untuk program monitoring/pengawasan dan edukasi ke masyarakat karena keterbatasan prosonil (anggota) sehingga kami memutuskan untuk mulai menjalin komunikasi dengan beberapa masyarakat untuk membantu kami. Sebelumnya juga sebenarnya kami telah memulai kegiatan edukasi ke masyarakat soal maksud dan tujuan pelestarian penyu.
Nah beberapa waktu lalu (29/04/2023) saya mencoba melakukan kegiatan monitoring sepanjang pantai selepas beribadah. Saya menemukan ada jejak pendaratan penyu sekitar beberapa hari lalu (2 atau 3 hari lalu). Namun sayangnya, telurnya tidak bisa diselamatkan. Ada "predator" yang mendahului kami mengambil telur. Kabar baiknya, beberapa hari lalu masyarakat setempat mengabarkan ke kami bahwa mereka menemukan tukik (bayi penyu) dipantai yang menetas secara alami.
Ketika kami mencoba menanyakan ke beberapa masyarakat, mereka menyampaikan disini masih banyak sarang penyu (telurnya) di makan Komodo. Jangan bilang biawak ya, itu komodo benar adanya. Selain komodo, ada babi hutan, anjing, dan predator utama yaitu masyarakat yang belum teredukasi. Hal ini menjadi informasi penting untuk kami, menyusun konsep mengatasi permasalahan ini.
Nanga Tangga atau Bawe adalah daerah yang potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu lokasi pelestarian penyu. Poin besarnya adalah masyarakat setempat, mereka mesti dibekali dengan edukasi maksud dan tujuan kegiatan pelestarian penyu. Sebagai diketahui bersama bahwa, penyu merupakan biota laut yang dilindungi secara Nasional dan Internasional karena keberadaannya diambang kepunahan karena salah satu alasannya adalah adanya kegiatan eksploitasi yang dilakukan oleh mahkluk yang bernama manusia. Sementara penyu punya peran penting untuk laut yang berdampak positif untuk manusia itu sendiri.
Kami di Beo Lejong Penyu yaitu Kelompok Ikatan Pemuda Peduli Peduli Konservasi (IPPK) yang bekerjasama dengan Pokmaswas Bangko Bersatu akan terus berupaya mewujudkan daerah kami sebagai salah satu daerah percontohan untuk kegiatan Konservasi Penyu di Manggarai Barat dan Flores.
Informasi tambahan, saat ini demplot Beo Lejong Penyu telah menetas beberapa sarang dari hasil kegiatan kelompok masyarakat pegiat konservasi. Ribuan ekor tukik telah dilepasliarkan ke laut Sawu.
Komentar