Kode Alam membantu Pokmaswas Bangko Bersatu melestarikan penyu di Desa Nanga Bere
Rangabalignisarbersuara.blogspot.com Atraksi seperti melihat penyu bertelur bisa menjadi pilihan menarik untuk disaksikan. Beberapa pantai di Indonesia bisa dikunjungi untuk melihat momen-momen saat penyu pergi ke darat dan meletakkan telur di dalam hamparan pasir bisa menjadi hal yang langka.
Pantai di Desa Nanga Bere merupakan salah deretan pantai yang sering disinggahi penyu untuk bertelur. Dulu masyarakat Desa Nanga Bere mempunyai kebiasaan berkegiatan dipantai pada bulan tertentu untuk memantau pergerakan penyu untuk bertelur dipantai. Penyu yang terpantau mendarat akan di “eksekusi” telur dan induk penyu untuk dimakan atau diperjualbelikan.
Sejak tahun 2017 kegiatan eksploitasi ini berangsur-angsur menghilang. Hal ini lantaran ditiga anak kampung terbentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) yang pada musim penyu bertelur melakukan kegiatan monitoring dipantai untuk mengawasi pergerakan penyu yang akan bertelur.
Salah satu Kelompok yang aktif melakukan kegiatan ini adalah Pokmaswas Bangko Bersatu yang giat melakukan kegiatan monitoring dan edukasi kepada masyarakat untuk pelestarian penyu dipesisir Kampung Bangko. Alhasil sebanyak 679 Tukik telah dilepasliarkan ke laut sawu yang masuk dalam Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupan atau Taman Nasional Laut Sawu.
Metode yang membantu Pokmaswas Bangko Bersatu dalam berkegiatan dalam proses pelestarian penyu adalah “kode alam”. Sinar bulan yang membentuk cincin (lingkaran) menjadi salah satu tanda penyu akan mendarat untuk bertelur. Selain itu, musim Tenggara (ombak besar) atau biasa disebut balik buru. Kedua kode alam ini menjadi acuan dasar dalam proses monitoring penyu yang ada dikampung Bangko. Selain kode alam itu pada musim Tenggara Pokmaswas Bangko Bersatu giat melakukan kegiatan pelestarian penyu.
Semalam terpantau kode alam sinar membentuk cincin sehingga semalam Ketua Pokmaswas Bangko Bersatu Bapak Abdul Karim melakukan kegiatan monitoring namun tidak menemukan jejak penyu dipantai. Pagi tadi kami Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK) melakukan kegiatan monitoring pantai Bangko untuk melihat jejak penyu mendarat dipantai. Namun dengan hasil yang sama kamu tidak menemukan jejak penyu mendarat. Kemungkinan penyu mendarat ditempat lain untuk bertelur.
Kelestarian penyu di Indonesia juga mengalami ancaman yang cukup serius dan mengkhawatirkan, terutama disebabkan karena pengambilan telur untuk perdagangan, penangkapan indukan penyu dan kematian penyu yang disebabkan secara sengaja dalam kegiatan penangkapan ikan. Pemanfaatan penyu yang tinggi oleh manusia menyebabkan populasi penyu mengalami penurunan. Disamping pengaruh manusia, faktor alam juga mengancam keberadaan penyu seperti predator, penyakit dan perubahan iklim. Akibat hal tersebut Penyu termasuk hewan yang terancam hampir punah menurut Daftar Merah yang dikeluarkan oleh Serikat Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Appendiks I, Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).
Semua jenis penyu di Indonesia diberikan status dilindungi oleh Negara sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Jika melanggaran tentang hal tersebut terkait satwa/jenis termasuk Penyu dincam pidana paling lama 5 (lima) tahun kurungan dan denda paling banyak 100 jt.
Komentar