Jangan salah sebut, perbedaan penyu dan kura-kura
Rangabalignisarbersuara.blogspot.com Kegiatan pelestarian penyu yang dilakukan kelompok masyarakat pegiat konservasi di Desa Nanga Bere mendapat perhatian dari masyarakat luas. Pantai-pantai sepanjang sisi selatan wilayah tersebut menjadi daerah persinggahan penyu untuk bertelur. Sejak 2017 silam masyarakat yang tergabung dalam kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) Bangko Bersatu melakukan kegiatan pengawasan dan pelestarian penyu, hingga kini 1.603 ekor tukik berhasil menetas dari kegiatan mereka.
Satu hal yang menarik bahwa kegiatan ini mendapat perhatian dari masyarakat luas, bahkan sebagian masyarakat setempat mulai melibatkan diri dalam kegiatan. Namun sebagian besar masyarakat belum mengetahui perbedaan antara penyu dan Kura-kura. Sebagian besar menyebut penyu dengan sebutan kura-kura ataupun mungkin sebaliknya. Namun, untuk diketahui bahwa kedua satwa ini memiliki perbedaan yang mendasar, berikut saya coba merangkum dari beberapa sumber untuk diketahui perbedaan antara penyu dan Kura-kura.
Hal pertama yang saya sampaikan yaitu ternyata keduanya mempunyai persamaan. Kura-kura dan penyu termasuk ke dalam binatang amfibi, yaitu hewan yang bisa hidup di daratan dan perairan. Di dalam bahasa Inggris pun kura-kura dan penyu sering disebut sebagai turtle. Penyu dan kura-kura merupakan bagian dari ordo Testudines dan sama-sama memiliki karakteristik fisik yang khas dengan adanya cangkang yang menutupi sebagian besar tubuh mereka.
Penyu dan Kura-kura merupakan hewan purba yang sudah ada sekitar 200 juta tahun yang lalu, sezaman dengan dinosaurus. Hingga kini wujud mereka hanya mengalami sedikit perubahan. Jenis Kura-kura lebih banyak yaitu lebih dari 200 jenis di dunia sedangkan penyu hanya 7 jenis, 6 diantaranya bisa ditemukan diperairan Indonesia. Mungkin dari hal tersebut sehingga banyak yang menyimpulkan bahwa penyu dan kura-kura itu sama saja. Karena memiliki perbedaan yang mendasar sehingga keduanya mempunyai nama yang berbeda.
Perbedaan antara keduanya (tempat tinggal, bentuk tubuh, jenis makanan, berkembangbiak,
Kura-kura adalah hewan amfibi yang dapat hidup di darat maupun di air tawar. Mereka memiliki tempurung yang keras, kulitnya juga keras dan tampak seperti bertotol-totol. Selain itu, kura-kura memiliki kuku tajam pada keempat kakinya. Kura-kura akan bersembunyi dalam tempurung apabila merasa terancam dan juga saat ia tidur.
Penyu merupan salah satu hewan amfibi namun lebih banyak hidup di perairan atau di dekat air. Penyu mempunyai sepasang tungkai depan berupa kaki pendayung yang berguna untuk berenang. Penyu lebih banyak menghabiskan waktu lebih lama di air. Namun sesekali Penyu akan muncul ke permukaan air untuk berna dengan paru-parunya.
Tempurung juga berbeda. Penyu mempunyai tempurung yang pipih sehingga memudahkan untuk berenang sedangkan kura-kura mempunyai tempurung yang lebih melengkung dan berat. Mempunyai Tempurung/cangkang yang keras dan berat bagi Kura-kura sebagai alat pelindung diri dari predator
Penyu dan Kura-kura mempunyai indera penglihatan yang baik. Penyu dan Kura-kura biasanya tertarik pada makanan yang berwarna tertentu, diantaranya merah, hijau dan kun. Makanan penyu dan Kura-kura berbeda, tergantung jenisnya. Kura-kura pada umumnya merupakan herbivora (pemakan tumbuhan), meskipun ada juga beberapa jenis yang karnivora (memakan binatang). Adapun penyu merupakan omnivora (pemakan daging dan tumbuhan). Karena kura-kura bisa hidup di darat dan air tawar, maka jenis makanan mereka berupa sayur, buah, dan serangga. Sedangkan penyu adalah hewan laut yang memakan ikan-ikan kecil dan ubur-ubur.
Perbedaan lain antara penyu dan kura kura bisa dilihat dari cara mereka berkembang biak. Kura-kura dan penyu sama-sama menghabiskan waktu lebih banyak di darat jika ingin bertelur. Kura-kura akan menghasilkan 2 - 12 telur bahkan bisa sampai lebih di dalam lubang yang mereka gali. Telur kura-kura akan menetas dalam waktu 90 - 120 hari. Induknya akan menjaga calon anak-anaknya selama 80 harian. Sedangkan dengan penyu, akan bertelur dalam lubang yang sudah digali dari puluhan hingga ratusan butir telur tergantung jenis penyu, dan mereka langsung meninggalkan telur-telurnya lalu kembali ke laut. Membutuhkan waktu 45-60 hari telur-telur tersebut akan menetas menjadi tukik (sebutan untuk anak penyu) dan langsung kembali ke laut.
Menurut lembaga konservasi penyu laut, jenis kelamin calon anak penyu yang nantinya lahir, tergantung dengan temperatur pasir pantai. Jika pasir pantai terasa lebih hangat, biasanya penyu akan menghasilkan lebih banyak penyu betina ketimbang jantan. Rasio penentuan jenis kelamin ini mungkin berbeda-beda ya setiap suhunya dan setiap jenis penyu serta lokasi tempatnya bertelur. Jika pasir dalam keadaan normal, maka anak penyu akan menghasilkan jumlah keturunan betina dan jantan yang sama banyak.
Salah satu keunikan yang dimiliki oleh penyu yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainya yaitu Penyu mnggunakan Medan magnet. Menurut para peneliti dari University Of North Carolina, penyu menggunakan Medan magnet sebagai petunjuk arah saat berimigrasi. Dengan menggunakan medan magnet ini membuat penyu dapat mengetahui tempat mereka dilahirkan, lalu kembali ke tempat itu.
Selain kedua jenis itu, terdapat jenis penyu yang hidup diair tawar yang biasa disebut dengan labi atau bulus. Bulus ini mempunyai tempurung yang lunak dari tulang rawan. Ada satu jenis labi yang hanya terdapat di Papua bagian selatan dan Australia bagian utara yaitu jenis Labi moncong babi. Bulus atau labi labi adalah salah satu jenis kura-kura bercangkang lunak atau penyu air tawar cangkang lunak (freshwater softshell turtle) yang merupakan anggota suku Trionychidae.
Kura-kura ini disebut berpunggung lunak karena sebagian perisainya terdiri dari tulang rawan dan tempurung punggungnya (karapas) dilapisi oleh kulit tebal yang licin. Dikutip dari laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, bulus biasanya menyukai perairan yang terdapat banyak hewan air dan permukaan perairan yang ditumbuhi tumbuhan air karena keduanya merupakan sumber makanan bagi bulus. Penyebutan bulus atau labi - labi di tiap-tiap daerah di Indonesia berbeda-beda. Di Jawa Barat, bulus biasa disebut dengan Kuya. Sementara di Minangkabau, Sumatera Barat disebut labi, dan untuk daerah Kalimantan disebut dengan bidawang.
Di luar Indonesia, hewan ini dikenal dengan nama Asiatic softshell trutle atau common softshell turtle. Namun, secara umum, namanya dikenal dengan labi - labi atau bulus. Bulus juga ditemukan di wilayah Asia Tenggara. Di antaranya di Myanmar (Pulau Mergui), Thailand (Phuket) Malaysia (Pulau Tioman), Indonesia (Pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Singkep, Natuna Besar), Singapura, dan Filipina.
Bulus termasuk jenis kura-kura air tawar yang diperdagangkan. Pemanfaatan satwa ini sudah berlangsung sejak lama. Saat ini status konservasi jenis labi-labi dalam daftar IUCN masuk dalam kategori vulnerable (VU) yang berarti rentan. Spesies tersebut sedang menghadapi resiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang. Bulus juga termasuk satwa liar yang masuk dalam apendix II CITES, sehingga peredaran labi-labi diatur dalam bentuk kuota ekspor. Selain jumlah kuota ekspor tahunan, ukuran labi-labi yang akan diekspor juga diatur, baik untuk tujuan konsumsi maupun pemeliharaan.
Selain kura-kura, penyu, dan bulus, ada satu lagi reptil yang mirip dengan tiga hewan ini, yaitu terrapin. Terrapin ini adalah penyu yang menghabiskan waktu di daratan dan di rawa air payau. Ia juga bisa ditemukan di kolam atau danau air tawar. Terrapin sering berenang tapi juga suka berjemur di bawah sinar matahari dan menggali di lumpur. Tidak seperti kura-kura dan penyu, terrapin biasanya akan tetap bertubuh kecil sampai dewasa. Namun, ada juga spesies terrapin yang ukurannnya besar.
Terrapin menghabiskan waktu di darat dan air. Akan tetapi, mereka tinggal di air payau seperti rawa-rawa. Istilah terrapin terkadang hanya mengacu pada spesies yang tinggal di Amerika bagian timur dan selatan seperti Diamondback Terrapin, atau Red-eared Terrapin (disebut juga dengan Red-eared slider. Reptil ini sering dijadikan hewan peliharaan)
Itu tiga jenis mahkluk hidup yang bentuknya mirip tapi ternyata berbeda.
Komentar