Potensi pengembangan pariwisata Nisar, Nanga Bere, Lembor selatan

Potensi pariwisata Nisar, Nanga Bere Lembor Selatan 

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan dan keanekaragaman akan alam yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Keberagaman akan sumber daya alam yang dimiliki tersebut dapat menjadi modal untuk pariwisata apabila dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai potensinya.

Wilayah pesisir memiliki potensi pengembangan pariwisata karena merupakan wilayah 
peralihan antara ekosistem darat dan laut, serta 
memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa-
jasa lingkungan yang sangat kaya. Kekayaan 
sumberdaya tersebut menimbulkan daya tarik 
bagi berbagai pihak untuk memanfaatkan 
sumberdayanya dan berbagai instansi untuk 
meregulasi pemanfaatannya. Salah satu daerah yang memiliki potensi untuk dijadikan komoditas wisata unggulan yaitu Desa Nanga Bere.

Secara administratif Desa Nanga Bere berada dalam wilayah Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat. Letaknya yang berada di bagian selatan Manggarai Barat tentunya potensial dalam pengembangan pariwisata karena letaknya yang berada dipesisir pantai selatan. 

Letak Desa Nanga Bere yang strategis berada pada sentral pembangunan pariwisata Labuan Bajo, Flores, sangat mendukung untuk pengembangan desa wisata. Perairan bagian selatan Nanga Bere adalah salah satu yang berada pada Kawasan Konservasi Taman Nasional Perairan Laut Sawu (Putusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Repoblik Indonesia Nomor 5/Kepmen-Kp/2014).

Desa Golo Mori bagian barat merupakan daerah perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Manggarai Barat juga dalam tahap pembangunan jalan raya jalur selatan yang menghubungkan Labuan Bajo_Golo Mori _Sano Nggoang_Lembor Selatan _Wae Rebo yang kemudian dikenal jalur poros selatan.

Tanjung Karita Mese (batas barat Desa Nanga Bere) merupakan salah satu kawasan konservasi yang diusulkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi pangan dan pertanian di bawah naungan PBB atau Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Pembangunan PBB karena keberadaan Kakatua-kecil Jambul-kuning (Cacatua sulphurea), Kehicap Flores (Monarcha sacerdotum), Serindit Flores (Loriculus flosculus) dan Gagak Flores (Corvus florensis) yang terdapat di lokasi ini. Tanjung Karita Mese (bentang alam Mbeliling) termasuk ke dalam kawasan suaka margasatwa yang luasnya 15.000 hektar  (http://www.digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-31776-1509100704-Paper.pdf). 

Survei yang dilakukan oleh Burung Indonesia di Golo Mori, Kecamatan Komodo, 30 Juni hingga 3 Juli 2013, dan di Tanjung Kerita Mese, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Manggarai Barat ini dilakukan pada tanggal 24 hingga 27 September 2013, survey yang digelar mulai bulan Juni hingga September 2013 ini, berhasil menyimpulkan keberadaan komodo di dua lokasi lainnya tersebut. (https://www.mongabay.co.id/2013/11/18/komodo-ternyata-juga-hidup-di-daratan-flores-bagian-barat/).

Pantai selatan terkenal dengan pesona pantainya, panorama alam yang eksotis juga budaya yang masih terus dilestarikan hingga dewasa ini. Potensi dalam bidang pariwisata  dalam desa tersebut begitu banyak, namun belum dikelola atau dikembangkan untuk menjadi sebuah daya tarik wisata.
pengembangan pariwisata yang dimaksud adalah suatu bentuk pembangunan dari yang belum ada menjadi ada, dan yang sudah ada menjadi lebih baik dan berkualitas yang berkaitan dengan sektor kepariwisataan dengan memperhatikan kode etik pariwisata global yang telah menjadi standard dalam pengembangan pariwisata.

Daya tarik sebuah objek wisata harus di kemas dan dibangun semaksimal mungkin agar dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Membangun suatu objek wisata harus memiliki kriteria dan dirancang sedemikian rupa.
Dalam rangka mengembangkan obyek wisata perlu segera dilaksanakan inventarisasi terhadap potensi nasional obyek wisata alam secara bertahap sesuai prioritas dengan memperhatikan nilai keunggulan saing dan keunggulan banding, kekhasan obyek, kebijaksanaan pengembangan serta ketersediaan dana dan tenaga. Potensi daerah obyek wisata alam yang sudah ditemukan segera diinformasikan dan dipromosikan kepada calon penanam modal. Perlu dikembangkan sistem kemitraan dengan pihak swasta, lembaga swadaya masyarakat yang ada, dalam rangka mendukung optimalisasi pengembangan obyek wisata alam. Peranan pemerintah daerah dalam pengembangan obyek wisata alam sangat penting, dengan melaksanakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring pengembangan obyek wisata alam.
Sejauh ini, kendala besar yang dihadapi oleh masyarakat Desa Nanga Bere adalah kurangnya ketersediaan Sumber Daya Manusia yang expert dalam bidang pariwisata untuk bisa mengembangkan dan mengelola potensi tersebut. Dalam pengembangan potensi wisata yang dimiliki dibutuhkan campur tangan lintas sektor antara masyarakat, pemerintah dan pihak swasta.

#Nisar #coretankecil #bacarita #potensiwisata #BTNLS #kamiBisaApa


Komentar

Postingan Populer