Perjalanan makhluk Agent Of Change

Bunga sebagai simbol ucapan selamat

Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com Menyandang predikat mahasiswa merupakan dambaan banyak orang. Banyak hal yang membuat predikat mahasiswa menjadi incaran dan rebutan bagi siapapun yang doyan kenikmatan dunia, antara lain memuaskan dahaga akan ilmu, atau ingin meningkatkan status sosial ekonomi kelak di kemudian hari pada lingkungannya masing-masing. Tapi ada juga yang sekedar buat gengsi dan kesenangan bahkan terkadang banyak orang yang ingin menyandang status mahasiswa hanya karna ingin pamer kepada orang lain.

Kampus merupakan tempat menemukan 'hidup baru' mengenal dan bergaul dengan berbagai jenis karakter manusia-mengecap sedikit arti kehidupan. Dunia kampus, asing tapi menarik atau biasa disebut sedap-sedap ngeri. Masuk dalam dunia baru dengan masa orientasi mahasiswa baru atau kini disebut Pekan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), terkadang terbentur dengan senioritas yang terkadang sok jagoan sok berilmu.

Ketika pertama kali menginjak bangku perkuliahan kita akan menjadi sesuatu yang berharga, jika kita menilai dunia kampus itu tempat yang baik untuk kehidupan kita dan juga akan membantu hingga kita menjadi manusia yang berguna ketika sudah melepas almamater dunia kampus. Tapi dunia kampus tidak seindah dan senyaman apa yang kita pikirkan, karena dunia kampus itu sendiri yang akan menyeleksi apakah kita akan bertahan menjalani kehidupan di dalamnya, hingga berhasil melepas almamater di mana kita bernaung selama beberapa tahun.

Berbagai rintangan sili berganti, pusing dengan rumitnya teori, tugas menumpuk, dosen yang kikir nilai dan ilmu, manajemen kampus yang korup dan bobrok hanya terus menaikkan bea regis setiap tahun tanpa ada perbaikan berarti, mengenal dan memahami sedikit dari arti cinta dengan menjalaninya bahkan membuahkan hasil 'bercinta', dompet yang sering diisi uang receh, idealisme berdarah darah hingga semester menumpuk jadi mahasiswa abadi, tugas akhir yang butuh jokinya atau dikerjakan dengan idealisme hingga sulit naik meja ujian sampai pesta wisuda berdarah atau gelar sarjana yang tidak dapat diaplikasikan ilmunya.

Selain itu permsalahan juga terjadi entah itu datang dari masalah pribadi seperti kekurangan uang perkuliahan atau kebutuhan sehari-hari atau permasalahan yang terjadi pada lingkungan keluarga. Terkadang kita selaku mahasiswa menjadi agresif jika masalah yang di hadapi tidak kunjung selesai. Mungkin karena mencampur adukkan masalah kampus dengan masalah pribadi. Memang tidak semudah apa yang kita pikirkan, jauh dari orang tua adalah tantangan terberat agar dapat meraih masa depan yang cerah, adaptasi peralihan dari tahun ke tahun tentang kehidupan mahasiswa di dunia kampus akan dirasakan oleh setiap mahasiswa yang menjalani kuliah dengan baik. Atau hanya ingin pamer tentang almamater yang ia kenakan karena ada beberapa tipe mahasiswa.

Melihat hal tersebut sehingga banyak yang menyebut dunia kampus adalah salah satu 'tangga untuk naik kelas' hingga meningkatkan prestise sosial di kalangan kelas menengah ke bawah. Kelas sosial bagi keluarga dan pribadi yang bergelut di kampus akan berbeda dengan yang sama sekali tidak mengecap dan menamatkan pendidikan dari perguruan tinggi. Bagi sebagian orang berpendapat bahwa  dunia kampus bukan satu-satunya 'jalan kebenaran dan hidup' yang dapat menjamin tingkat kedalaman pengetahuan dan kemampuan menerapkan ilmu dalam kenyataan keseharian. Kampus hanyalah salah satu alat dan tempat pembentukan 'formare' seseorang menjadi tahu dan sadar diri akan siapakah dirinya berhadapan dengan dirinya, orang lain, masyarakat dan negara.

Berbagai hal tersebutlah yang kelak akan menentukan tipe mahasiswa seperti apakah dia kelak. Ada tipe mahasiswa yang kerjaannya berulang setiap hari yaitu kampus, kantin, kos tapi untuk tipe mahasiswa yang memiliki kehidupan seperti itu setiap hari, memiliki nilai IPK yang tinggi tapi kurang memiliki pengalaman dalam beroganisasi dan bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat. Tetapi mereka yang lebih mementingkan dunia organisasinya cendrung memiliki pengalaman yang baik dalam bersosialisasi di masyarakat, karena untuk pengetahuan bersosialisasi sudah ia dapatkan dalam dunia organisasinya.

Perlu dicatat bahwa selaku mahasiswa yang baik harus senantiasa menyeimbangkan antara kuliah dengan organisasi yang di jalani, agar kita bisa mendapatkan hasil yang maksimal serta mendapat nilai yang bagus di dunia kampus dan juga mendapatkan ilmu di dalam dunia organisasi. Pengalaman yang kita dapat di dalam dunia organisasi bisa menjadi pendamping kita setelah kita keluar dari kampus dan melepas almamater yang sedang kita sandang.

Kehidupan kampus yang nyaris merampas seluruh waktu dan tenaga lebih-lebih materi. Kuliah yang harus tepat waktu, memburu dead-lin,  tugas-tugas membosankan pemberian dosen, obrolan sia-sia dan menjemukan dengan teman se-gank. Semua itu nyaris membuat banyak mahasiswa enggan untuk melirik sisi lain dari kehidupan ini. Suatu dimensi kehidupan dimana yang menjadi target adalah dunia diluar kampus yang mungkin bisa menjadi obat jenuh bagi mahasiswa ketika mahasiswa itu mulai bosan dengan tugas kuliah yang mereka hadapi.

Mereka mungkin akan membuat orang tua mereka bangga dengan apa yang mereka lakukan, mungkin mereka tidak menjadi mahasiswa paling pintar di kampus tapi mereka bisa membuat orang tua dan keluarga mereka bangga dengan tidak menjadi mahasiswa yang kuliahnya berantakan amburadul nongkrong sana sini tidak jelas bahkan mungkin sudah terperangkap dalam dunia gelap seperti pergaulan bebas. Meskipun pada akhirnya kita tidak pernah tau apa yang terjadi ketika sudah lulus kuliah dan sudah tidak menyandang status sebagai mahasiswa. Tapi semoga apa yang di lakukan sebagai seorang mahasiswa dan dunia kampus bisa membantu kita menjadi mahasiswa yang pandai dan bisa jadi contoh bagi masyarakat kelak.

Wisuda merupakan suatu momen dimana acara resmi seorang pelajar atau seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studinya pada suatu jenjang pendidikan tertentu dan memperoleh suatu gelar tertentu. Pada momen inilah puncak rasa haru setiap pelajar atau mahasiswa. Rasa haru dan suka cita bercampur aduk satu sama lain. Tentunya bagi orang tua, ibu dan ayah yang memiliki rasa bangga kepada anak-anaknya, berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan sebaik-baiknya. Orang tua menitipkan amanat secara tidak langsung kepada anak-anaknya untuk menjadi seorang yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat luas, salah satunya melalui pendidikan. Inilah makna tersembunyi dari sebuah kata "wisuda".

Tiga tahun waktu normal dalam menempuh pendidikan diploma tiga (D3) atau bisa dikenal Ahli Madya dan Empat tahun waktu normal dalam menepuh jenjang pendidikan strata satu (S1) merupakan suatu perjuangan yang mungkin cukup menguras batin, tenaga dan pikiran. Kisah ketika kita sebagai seorang mahasiswa sudah datang ke kampus namun pengajarnya tidak datang sama sekali, merupakan momen yang mungkin akan selalu dikenang. Disitulah bagian batin dan tenaga seorang mahasiswa diuji. 

Kisah ketika sang pengajar memberikan tugas rangkuman yang bukan main banyak lembarannya atau tugas mengerjakan soal bukan main beranak nomornya, merupakan momen yang mungkin akan menjadi topik pembahasan yang menarik ketika berkumpul bersama kawan-kawan dalam sebuah acara yang sederhana. Berbagai sudut pandang pikiran akan menanggapinya dengan berbeda-beda. Namun semua memiliki satu sudut pandang yang sama, yaitu semua ingin berwisuda.

Wisuda merupakan suatu momen dimana acara resmi seorang pelajar atau seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studinya pada suatu jenjang pendidikan tertentu dan memperoleh suatu gelar tertentu. Pada momen inilah puncak rasa haru (sedih atau bahagia) setiap pelajar atau mahasiswa. Rasa haru bercampur aduk satu sama lain. Tentunya bagi orang tuab(Ibu dan Ayah) yang memiliki rasa bangga kepada anak-anaknya, berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan sebaik-baiknya. Orang tua menitipkan amanat secara tidak langsung kepada anak-anaknya untuk menjadi seorang yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat luas, salah satunya melalui pendidikan.

Akui saja, kebebasan terasa sangat indah setelah wisuda. Tidak ada lagi jadwal kuliah yang menuntut, tidak ada lagi malam-malam suntuk mengerjakan tugas, dan ucapkan selamat tinggal pada bimbingan skripsi yang stressful. Segala jerih payahmu selama empat tahun akan terbayar di momen ini. Berkurangnya berat badan, mata bengkak karena kebanyakan begadang, sakit hati mengejar-ngejar dosen pembimbing yang nggak tepat janji selama pengerjaan skripsi – semua akan terbayar saat kamu naik ke podium, berjabat tangan dengan rektor, lalu berfoto bersama orang tua dengan toga dan ijazah di tangan. Senyum mengembang di wajah orang tuamu membuatmu merasa perjuanganmu selama ini impas.bKamu puas, orang tuamu bangga. Wisuda menjadi momen bahagia.

Perjalanan tidak terhenti cukup sampai pagelaran wisuda selesai. Masih ada perjalanan selanjutnya untuk menyambung tali cerita dalam kehidupan. Setelah wisuda barulah kehidupan dimulai.  Pelajaran selama di Perguruan Tinggi (masa kuliah), akan diteruskan kepada jenjang kehidupan selanjutnya dalam konteks berinteraksi sosial (bermasyarakat). Mungkin tidak akan sepenuhnya diterapkan. Namun proses bagaimana diri menjalani masa perkuliahan, proses bagaimana diri membangun sebuah pemikiran pada masa perkuliahan, proses bagaimana diri membentuk kepekaan batin pada masa perkuliahan, proses bagaimana diri membentuk tanggung jawab pada masa perkuliahan, itu semua akan teraplikasikan kepada kehidupan yang sebenarnya.

Wisuda bukan berarti akhir dari perjalanan hidup kalian. Setelah mendapat gelar sarjana, kalian mulai menapaki langkah awal menuju dunia yang sebenarnya. Jika sebelumnya kalian masih berpangku tangan pada orang tua, maka setelah wisuda kalian harus bisa berpegang pada diri kalian sendiri. Untuk itulah peran mahasiswa yang telah lulus sangat di butuhkan untuk kehidupan masyarakat, karena mahasiswa adalah agen perubahan untuk kehidupan bermasyarakat, mahasiswa bisa menjadi pengaruh yang buruk maupun pengaruh yang baik di lingkungan sekitarnya.

 

Komentar

Postingan Populer