Madu Asal Desa Nanga Bere Manggarai Barat sedang Dikembangkan oleh Alumni dan Mahasiswa eLBajo Commodus
Produk Madu Ata Nisar |
Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com Dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan memiliki daya saing, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus-menerus berupaya meningkatkan kompetensi dan professionalitas bagi mahasiswa dan lulusan pendidikan tinggi vokasi melalui berbagai program. Salah satu hal yang dilakukan dalam rangka mendorong munculnya wirausahawan dari mahasiswa pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud menyelenggarakan Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV) Tahun 2021. Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi diharapkan mampu mendukung visi-misi pemerintah yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 dan Kampus Merdeka untuk pengembangan wirausaha baru dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui pengembangan pendidikan, pelatihan dan praktek kewirausahaan. Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi diharapkan juga dapat menghasilkan karya kreatif, inovatif yang dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki peluang usaha yang berguna bagi mahasiswa sedini mungkin.
Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi menitikberatkan pada peluang usaha yang berbasis pada permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi masyarakat. Program ini mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mendorong pengembangan inovasi terapan dan menerapkannya di sektor industri baik langsung maupun tidak langsung. Menindaklanjuti kebijakan tersebut, Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi meluncurkan Program Bantuan Pemerintah Wirausaha Mahasiswa Vokasi Tahun 2021 selanjutnya disebut Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV) Tahun 2021 untuk memfasilitasi 900 mahasiswa (180 kelompok). Dengan berjalannya waktu, jumlah ini dapat berubah sejalan dengan evaluasi kebutuhan nyata dari industri wirausaha (Juknis PWMV 2021).
Pada tanggal 12 April 2021, salah seorang dosen (yang selanjutnya menjadi pendamping dalam proses pengajuan proposal) mendapatkan informasi tentang pembukaan proposal wirausaha bagi mahasiswa vokasi. Kampus Politeknik Elbajo Commodus yang menjadi salah satu perguruan tinggi vokasi mencoba mengajukan dua proposal yang salah satunya adalah produk kuliner yaitu Madu Ata Nisar. Madu Ata Nisar sendiri merupakan brand madu hutan murni yang berasal dari Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan yang dibuat oleh salah satu alumni Elbajo Commodus yang juga merupakan masyarakat setempat (Nisar) sejak 11 Agustus 2020 lewat media sosial (Facebook).
Pada tanggal 27 Mei 2021 proposal Madu Ata Nisar keluar sebagai salah satu proposal yang terdanai dalam Pendanaan Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV) Tahun 2021 oleh Direktorat Jendral Pemdidikan Vokasi sebanyak 20 juta bersama 180 kelompok lainnya dari seluruh seluruh Indonesia. Setelah mendapatkan pendanaan kelompok pengusul produk Madu Ata Nisar tengah mengembangkan, baik dari segi kualitas produk dan pengemasa dengan membeli botol kemasan baru berbahan plastik dan kaca dengan berbagai variasi ukuran, mulai dari 100 ml, 250 ml, 350 ml, 500bml, 600 ml, dan 800 ml. Selain itu, tim juga mendesain dan memberikan label pada botol kemasan tersebut agar lebih menarik banyak pembeli. Kemudian melakukan promosi lewat media sosial agar menjangkau lebih banyak calon pembeli. Namun demikian, dari segi kualitas produk madu masih sama, yakni madu dengan tekstur agak sedikit encer. Ke depan, tim berupaya mengurangi kadar air tersebut agar lebih kental. Sejauh ini tim berupaya mengajukan berkas untuk mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-PIRT).
Untuk diketahui bahwa madu hutan merupakan salah satu sumber mata pencaharian bagi masyarakat Nisar, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Masyarakat sudah sejak lama mengelola dan memanfaatkan madu hutan sebagai salah satu produk yang diperjualbelikan, meskipun masih dalam kemasan sederhana (botol Ruteng—Aqua versi lokal), dan sudah memiliki pelanggan (pembeli) dari lokal dan dari luar Manggarai Barat, seperti Surabaya, Bima dan Makassar. Upaya pemasaran yang sudah dilakukan sejak ada pendanaan adalah promosi melalui berbagai kanal sosial media (facebook, instagram, whatsapp story, blog) serta mouth to mouth. Upaya ini cukup membuahkan hasil dan mendatangkan calon pelanggan baru, contohnya dari para pekerja pariwisata di Labuan Bajo (hotel dan restoran) atau kalangan pelajar dan mahasiswa. Konten dalam promosi tersebut mencakup produk yang ditawarkan, serta manfaat dan khasiat madu sehingga pelanggan cukup tertarik untuk membeli, ditambah dengan teknik fotografi yang baik. Sehingga diharapkan dari kegiatan ini dapat lebih menjangkau pemasaran yang lebih luas, dan masyarakat Desa Nanga Bere dapat lebih terbantu dengan adanya pengembangan produk tersebut.
Komentar