Kegiatan Budidaya mangrove oleh masyarakat Nisar, Desa Nanga Bere Kec Lembor selatan
Budidaya mangrove oleh masyarakat
Pada penghujung tahun tepatnya pada 12 Desember 1992 terjadi sebuah bencana hebat melanda pesisir timur pulau Flores. Secara tiba-tiba terjadi goncangan dahsyat dan merusak bangunan permanen masyarakat setempat di susul air laut naik ke daratan dan menghabiskan apa saja yang ia jumpai di daratan.
Ada sebuah hal terjadi. Daerah yang ada disekitar sebuah hutan bakau tidak mengalami kerusakan. Belajar dari hal tersebut adalah seorang masyarakat setempat sejak 1993 giat melakukan kegiatan penanaman mangrove. Hingga saat ini sudah menjadi sebuah hutan mangrove yang menjadi salah satu daerah tujuan wisata jika ke Kab. Sikka.
Dari hutan mangrove selain terkesan melindungi daerah tersbut dari abrasi (erosi) juga sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati bagi beberapa mahluk hidup sebut saja Ikan, kepiting, udang, dan burung-burung. Tentunya akan banyak menguntungkan bagi kehidupan sekitar juga masyarakat setempat.
Mari belajar dari kejadian tersebut bahwa akan banyak keuntungan yang kita peroleh jika kita menjaga alam salah satunya hutan mangrove, keuntungannya memang tidak bisa dirasakan secara langsung tapi akan ada waktunya kita bisa menikmati hasilnya.
Kasus berbeda dialami oleh masyarakat Nisar, Desa Nanga Bere Kec Lembor selatan kabupaten Manggarai Barat yang secara kewilayahan berada di pesisir sudah mulai melakukan kegiatan penanaman mangrove atau yang biasa disebut budidaya mangrove di sekitar belantaran sungai. Sungai ini setiap tahunnya mengalami pelebaran diakibatkan kurangnya pepohonan disekitar pinggir sungai tersebut. Dari hal tersebut masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) buat melakukan kegiatan budidaya mangrove di belantaran sungai terbut.
Semoga kegiatan kecil ini terus dipupuk kiranya nanti akan melahirkan benih-benih unggul baru yang menjadi pahlawan lingkungan baru buat masyarakat dan Indonesia dikemudian hari.
Salam lestari
Komentar