Hujan seharian mengakibatkan Wae Mese banjir di Desa Nanga Bere
Rangabalignisarbersuara.blogspot.com Sejumlah daerah di Kabupaten Manggarai Barat saat ini dilanda hujan deras hingga berhari-hari yang mengakibatkan debit air sungai pun mengalami penambahan, ini terjadi hampir di setiap daerah yang dilanda hujan.
Salah satunya adalah Wae Mese yang merupakan salah satu sungai besar yang ada di Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan Kabupaten Manggarai Barat. Penambahan volume air (banjir) mengakibatkan masyarakat setempat terisolasi dikarenakan putusnya jalan penghubung antara anak kampung dalam wilayah tersebut. Risiko yang sangat tinggi, bahkan mengancam nyawanya bagi siapa yang melintas.
Jalur tersebut yang menghubungkan Kampung Bangko dan Kampung Nipa. Akses melalui sungai tersebut dinilai paling cepat untuk menuju lokasi yang dituju. Sementara itu, jika melalui jalan lain membutuhkan jarak yang cukup jauh dan berbahaya jika musim hujan seperti sekarang ini.
Untuk diketahui bahwa, Wae Mese merupakan muara dari beberapa anak sungai dari hulu termasuk dari wilayah Sano Nggoang, juga sungai ini masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Terpantau 21/02/2022 untuk semantara jalur tersebut lumpuh total karena debit air sangat tinggi yang tentunya berbahaya dikarenakan air membawa material seperti kayu dari hulu. Sungai yang lebar 70an meter terisi air dari hulu.
Setiap harinya, sungai ini dilalui oleh para siswa lantaran tidak ada jalan alternatif lain. Saat musim banjir seperti saat ini, para siswa kerap tak bersekolah karena tak bisa menyeberangi sungai yang arusnya deras dan membahayakan nyawa mereka. Biasanya, agar dapat sampai ke sekolah tepat waktu, mereka harus menantang derasnya arus yang sewaktu-waktu dapat menghanyutkan mereka jika tidak berhati-hati saat menyeberang. Hal ini di alami oleh sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) dan Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Harus menyeberangi sungai yang sedang banjir dan air pasang ketika berangkat dan pulang sekolah. Sebab, tidak ada jembatan penghubung di jalur yang mereka lintasi saat ke sekolah.
Diakui beberapa siswa, tidak jarang mereka gagal melanjutkan perjalanan menuju sekolah lantaran pakaian yang dikenakan basah saat mencoba menyeberangi sungai yang kerap meluap, apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini.
"Kalau air besar, kami tidak ke sekolah karena biasa pakaian basah saat melintas. Terpaksa kita kembali (pulang), tidak bisa ke sekolah," ungkap mereka saling melengkapi.
Para siswa mengaku, aktivitas menyeberangi sungai ini dilakukan setiap pagi dan siang hari.
"Kami memang takut tapi tidak ada pilihan lain karena tidak ada lagi jalan alternatif lainnya. Demi pendidikan kami tetap langgar banjir ini," katanya mereka.
Sebelumnya tersebar video berdurasi 0:06 detik tentang seruan siswa untuk pemerintah Manggarai Barat untuk segera membangun jembatan penyeberangan pada wilayah tersebut. Video tersebut di upload akun @Info seputar Nisar Desa Nanga Bere. Bukan hanya siswa yang mengaku kesulitan karena tidak ada jembatan yang menjadi akses penghubung, warga yang melintasi jalur antarkampung itu juga kerap mengeluh. Warga mengaku kesulitan mendapatkan akses kesehatan saat air sungai meluap atau air pasang. Banjir dan air pasang menjadi penghalang atau hambatan dalam beraktivitas dalam wilayah tersebut.
Pembangunan yang berkeadilan dan demokratis serta dilaksanakan dengan cara yang bertahap, berkesinambungan, dan merata. Tetapi pada kenyataannya pembangunan di Indonesia masih jauh dari kemerataan yang diharapkan. Sampai saat ini, pembangunan di Indonesia masih berkonsentrasi di daerah pusat kota saja, baik itu di ibu kota Negara itu ataupun di daerah yang berada disekitarnya. Keadaan inilah yang dibilang masih jauh dari apa yang dicita-citakan dalam tujuan awal, yaitu tujuan nasional kita yang menginginkan kemerataan dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
Sedangkan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan infrastuktur yang merata baik di Kota besar maupun dipelosok desa. Jika pembangunan sudah merata pada suatu desa seperti transportasi tentu aktivitas perekonomian di suatu desa tersebut dapat berjalan dengan baik.
Salah satu contohnya adalah masyarakat dipelosok, yang bertahun-tahun para pelajar dan masyarakat bertaruh nyawa menyeberangi Wae Mese untuk beraktivitas. Melihat hal ini kehadiran dan perhatian pemerintah sangat diharapkan masyarakat seperti menyediakan jembatan penyebarangan, sehingga ketika banjir dan air pasang tidak mengganggu aktivitas masyarakat setempat.
Masyarakat Nisar, Desa Nanga Bere Kecamatan Lembor Selatan merindukan kehadiran jembatan penyebrangan sejak indonesia merdeka 76 tahun lalu hingga kini belum terjawab.
Komentar