PT Pelindo cabang Labuan Bajo Salurkan CSR Senilai Rp100 Juta Ke Kelompok Konservasi Penyu Desa Nanga Bere
Rangabalignisarbersuara.blogspot.com PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) cabang Labuan Bajo yang menyalurkan dana program coorporate social responsibility (CSR) atau program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada salah satu kelompok masyarakat di Manggarai Barat.
Penyerahan bantuan program TJSL dilaksanakan pada Kamis (22/12) di Kampung Bangko, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat. Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Dimaz Yuliono General Manager Pelabuhan Labuan Bajo kepada Abdul Karim, Ketua Pokmaswas Bangko Bersatu sebagai kelompok masyarakat pegiat kegiatan pelestarian penyu di Desa Nanga Bere.
Proses penyerahan bantuan ini turut dihadiri oleh Huzaifa Sion sebagai Kepala Desa Nanga Bere, Tim Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang wilayah kerja Manggarai, Tetua adat, Tokoh masyarakat, Anggota Pokmaswas Bangko Bersatu dan perwakilan masyarakat setempat.
Pemerintah desa setempat dan kelompok masyarakat sebagai penerima manfaat mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dari berbagai pihak dalam mendukung kegiatan pelestarian penyu yang di lakukan masyarakat setempat.
"Mewakili kelompok dan masyarakat setempat kami mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dari Pelindo cabang Labuan Bajo atas bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat pegiat konservasi sebagai, kiranya bantuan yang diberikan bisa memberi semangat untuk kelompok untuk terus melakukan kegiatan dengan memanfaatkan fasilitas yang telah dan akan dibangun nantinya" tutur Huzaifa Sion.
Dana yang telah disalurkan oleh pihak Pelindo nantinya akan digunakan untuk membangun fasilitas pendukung kegiatan dan edukasi penyu, dana operasional kegiatan pelestarian penyu, sarana prasarana penunjang kegiatan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) Kelompok.
"Dana yang disalurkan akan di gunakan untuk membangun fasilitas pendukung kegiatan edukasi penyu, dana operasional kegiatan, sarpras penunjang kegiatan dan dana pelatihan peningkatan SDM Kolompok" ujar Abdul Karim.
Pokmaswas Bangko Bersatu merupakan salah satu kelompok masyarakat yang lahir untuk mendukung keberadaan Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu. Kelompok yang memiliki misi lingkungan, konservasi, dan edukasi yang aktif sejak 2017 silam. Kehadiran kelompok ini atas inisiatif masyarakat setempat dan pemerintah Desa Nanga Bere.
Adapun yang menjadi kegiatan kelompok ini yaitu kegiatan pelestarian penyu, penanaman mangrove dan pohon lokal di Muara dan sepanjang garis pantai untuk menghindari abrasi. Untuk diketahui Sejak 2017 silam kegiatan pelestarian penyu dilakukan, hingga kini telah melepasliarkan 1.610 ekor tukik ke laut.
Sebelumnya masyarakat mempunyai kebiasaan mengambil telur dan daging penyu untuk dikonsumsi atau diperjualbelikan secara bebas. Hal tersebut dilakukan karena ketidaktahuan masyarakat setempat akan status dan dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan eksploitasi tersebut. Pantai yang membentang sepanjang sisi selatan Desa tersebut menjadi lokasi pendaran penyu untuk bertelur.
Selain Pokmaswas Bangko Bersatu, sejak tahun 2021 (akhir) sebuah kelompok anak muda membentuk kelompok untuk mendukung kegiatan pelestarian ini. Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK) kelompok tersebut disebut. Kelompok ini hadir mendukung keberadaan kelompok pelestari Penyu yang aktif berkegiatan sejak 2017 silam. Bentuk dukungan yang dilakukan yaitu menghadirkan fasilitas pendukung kegiatan yaitu pusat pelestarian penyu yang terdiri dari rumah perlindung, bak pembesaran, tempat peneluran. Fasilitas pendukung tersebut berasal dari dana CSR Pertamina Foundation.Selain mendukung dalam bentuk fasilitas kelompok anak muda ini giat melakukan kampanye baik dimedia sosial juga ke masyarakat sekitar secara langsung.
Kegiatan kedua kelompok ini mendapat respon baik dari masyarakat sekitar, hal itu terlihat dari partisipasi aktif dari masyarakat dalam kegiatan mulai dari monitoring hingga pelepasan tukik. Selain kedua kelompok diatas belakangan (beberapa bulan yang lalu, red) sebuah kelompok masyarakat dikampung Nanga Tangga mulai melakukan kegiatan yang sama. Kelompok ini sejak 2017 silam terbentuk bersamaan dengan Pokmaswas Bangko Bersatu namun belum maksimal dalam kegiatan. Namun kini mulai aktif ikut mengkampanyekan kegiatan pelestarian dan monitoring penyu sepanjang pantai kampung tersebut.
Indonesia merupakan rumah bagi enam spesies penyu dari tujuh spesies yang ada di dunia saat ini. Enam jenis tersebut adalah penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu tempayan (Caretta caretta).
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, telah memasukkan semua jenis penyu tersebut berstatus dilindungi. Artinya, segala bentuk perdagangan penyu baik dalam keadaan hidup, mati, maupun bagian tubuhnya, dilarang.
Sebelumnya Pokmaswas Bangko Bersatu mendapat bantuan dana Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) sebanyak Rp 100 juta. Bantuan tersebut berupa sarana prasarana penunjang kegiatan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui pihak Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional(BKKP) Kupang.
Dikutip dari halaman website Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan bahwa Bantuan pemerintah untuk konservasi merupakan bagian dari upaya percepatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dan pengelolaan jenis-jenis ikan terancam punah dan atau dilindungi baik didalam maupun diluar kawasan konservasi.
Bantuan pemerintah diberikan kepada kelompok masyarakat karena adanya keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki, sehingga perlu dilakukan kegiatan penyaluran pemberian bantuan konservasi dalam melakukan kegiatan perlindungan, pelestarian, dan/atau pemanfaatan pada kawasan konservasi maupun jenis ikan terancam punah dan/atau dilindungi.
Adapun yang menjadi tujuannya yaitu tersedianya sarana dan prasarana konservasi bagi masyarakat yang melakukan kegiatan perlindungan, pelestarian, dan/atau pemanfaatan kawasan konservasi atau jenis ikan terancam punah dan/atau dilindungi.
Sasaran Kompak yaitu masyarakat penggerak konservasi dalam melakukan kegiatan perlindungan, pelestarian, dan/atau pemanfaatan kawasan konservasi atau jenis ikan terancam punah dan/atau dilindungi, dan Kelompok masyarakat pengerak konservasi yang memiliki laporan hasil evaluasi bantuan selama 2 (dua) tahun dengan nilai baik.
Kriteria Penerima Bantuan yaitu Kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan di bidang konservasi kelautan dan perikanan dengan kriteria kegiatan memenuhi salah satu yaitu Perlindungan kawasan konservasi dan jenis ikan dilindungi; Pengawasan (Pokmaswas) Konservasi; Pelestarian kawasan konservasi atau jenis ikan dilindungi; atau Pemanfaatan kawasan konservasi atau jenis ikan dilindungi.
Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK) dan Pokmaswas Bangko Bersatu berkomitmen menjadikan Beo Lejong Penyu atau pusat pelestarian penyu sebagai salah salah satu daerah percontohan untuk kegiatan pelestarian dan edukasi penyu untuk pulau Flores dan Indonesia.
Komentar