Pusat pelestarian penyu dan rumah warga Desa Nanga Bere terdampak banjir

Kondisi di depan demplot penyu Desa Nanga Bere 

Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com Curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), beberapa hari terakhir.

Intensitas hujan yang relatif tinggi ini dapat menyebabkan daerah aliran air, seperti sungai, tidak lagi mampu menahan air yang ada. Alhasil, air sungai akan meluap dan menggenangi wilayah daratan yang biasanya kering.

Salah satu sungai yang meluap akibat curah hujan adalah Wae Mese di Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan. Sungai tersebut merupakan sungai aktif yang menjadi muara dari beberapa anak sungai dari hulu termasuk dari wilayah Kecamatan Sano Nggoang.

Beo Lejong Penyu atau pusat pelestarian penyu di Desa Nanga Bere yang berada ratusan meter dari mulut muara mulai terdampak banjir. Material yang terbawa banjir seperti kayu menumpuk disekitar lokasi  penangkaran penyu dan disisi Timur demplot terjadi pengingkisan pasir akibat air laut yang meluap ke belakang demplot.

Selain itu, akibat hujan yang disertai angin menyebabkan atap dari alang-alang di rumah demplot ikut rusak. Sejauh ini di Beo Lejong penyu belum ada aktivitas penangkaran penyu  seperti telur yang ditangkar atau tukik yang dibesarkan setelah sebulan yang lalu terakhir Tukik dilepasliarkan ke laut. Hasil pemantuan sementara jika cuaca seperti ini terus berlanjut bisa dipastikan akan ada kerusakan yang terjadi pada tempat pelestarian penyu tersebut.

Selain berdampak pada tempat pelestarian penyu tersebut, di Kampung Nanga Tangga (Bawe) beberapa rumah warga terdampak banjir yang meluap ke pemukiman warga akibat luapan kali Wae Wa'u. Hal tersebut sontak membuat mayarakat setempat membuat saluran air darurat menuju laut, agar air cepat surut.

Cuaca ekstrem ini telah disampaikan oleh pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak beberapa waktu lalu. Dalam rilis di website resminya (21 Desember 2022) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan seluruh wilayah Indonesia berpotensi dilanda hujan lebat hingga sangat lebat selama periode Natal dan Tahun Baru 2023.

Potensi hujan dengan intensitas signifikan selama periode tanggal 25 Desember 2022 - 01 Januari 2023 perlu diwaspadai (potensi hujan lebat dan sangat lebat) di beberapa wilayah salah satunya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala BMKG, Dwikorita mengatakan peningkatan curah hujan selama periode Natal dan Tahun Baru 2023 diakibatkan sejumlah dinamika atmosfer. Diantaranya, peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

Selain itu, kata dia, meningkatnya intensitas seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatkan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.

Dinamika atmosfer lainnya yaitu adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.


Dengan kondisi cuaca yang ekstrem seperti sekarang diharapkan bagi yang beraktivitas di luar rumah (outdoor) untuk berhati-hati, utamakan keselamatan dalam berkegiatan.

Komentar

Postingan Populer