Air Pasang dan Banjir Memblokir Ruang Gerak Masyarakat Nisar Desa Nanga Bere Kec Lembor Selatan

Salah satu warga terpaksa menyebarangi Wae Mese kala air sedang pasang.

             Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com Masyarakat Nisar, Desa Nanga Bere Kec Lembor Selatan merindukan kehadiran jembatan penyebrangan sejak indonesia merdeka 75 tahun lalu.
       
        Wae Mese itulah sebutkan untuk kali besar yang bersumber dari mata air lintas desa dan kecamatan ini. Ia menjadi muara dari sekian banyak mata air, baik yang berasal dari wilayah Desa Nanga Bere sendiri maupun beberapa desa di daerah Kec. Sano Nggoang.

        Kali Wae Mese sendiri pada musim kemarau seperti sekarang masyarakat dengan bebas menyeberang dikarenakan volume air tidak begitu besar  hanya selutut orang dewasa. Wae Mese sendiri dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga meskipun pada musim kemarau aktifitas masyarakat sangat terganggu.

            Pada hari ini, 26 Mei 2021 dan beberapa hari kedepan volume air pasang sangat besar sehingga jalur penyeberangan yang biasa dilalui baik oleh pejalan kaki maupun pengendara tidak bisa dilalui. Hal ini dikarenakan jalur tersebut ketinggian air mencapai 1,5 meter, sehingga tidak memungkinkan untuk dilalui.

Air pasang

          Salah seorang pengendara motor hanya bisa bersabar untuk menunggu hingga air surut. Beberapa diantaranya harus menyebrang karena ada kebutuhan yang sifatnya urgen (penting).

        Salah seorang teman seperti sedang bercanda menyampaikan harapan dan mimpinya kiranya suatu hari nanti bisa menyaksikan masyarakat bisa berlalu lalang dilokasi tersebut tanpa dipengaruhi oleh air pasang atau banjir.

        "Jika seandainya Wae Mese ada jembatan penyebrangan kita bisa berjalan sesuai rencana tanpa harus terkendala seperti ini, jika saya punya kekuasaan sejak lama sudah ada jembatan" ungkapnya sembari melanjutkan perjalanan dengan air yang membasahi sekujur tubuhnya.

        Panjang lintasan di jalur penyeberangan diperkirakan puluhan meter. Hal seperti ini bukan soal baru bagi masyarakat. Sejak hingga indonesia merdeka dan akan memasuki umur 76 tahun kemerdekaan hal ini sudah menjadi cerita nyata dan terus diwariskan.

        Kondisi ini memprihatinkan dikala musim hujan. Masyarakat harus melawan derasnya arus air untuk melintas. Meski terkesan menantang maut, namun itulah yang terjadi. Wae Mese adalah satu-satunya alternatif yang harus dilalui. Jika melewati jalur lain akan menghabiskan waktu dalam perjalan. 

        Masyarakat sebelumnya lewat Media Pos Kupang pernah menyampaikan cerita tentang hal ini. Masyarakat sangat mengharapkan perhatian pemerintah untuk bisa sesegera mungkin dibangunkan jembatan penyeberangan.

        Sehingga masyarakat, para siswa dan para pasien yang akan berobat di Puskesmas Pembantu (Pustu) bisa beraktivitas tanpa dipengaruhi pasang surut air laut ataupun banjir kala musim hujan.

Komentar

Postingan Populer