Wujud Toleransi Peletakan Batu Pertama Pembangunan Kapela Dihadiri Tokoh Agama Lain di Nisar
Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, terdiri berbagai suku, agama, bahasa, ras, dan adat istiadat. Kemajemukan tersebut suatu kenyataan yang patut disyukuri sebagai kenyataan bangsa. Keanekaragaman agama menjadi kekuatan bangsa apabila agama-agama mengakui prinsip umum sebagai landasan bersama demi terciptanya kehidupan yang rukun.
Bangsa Indonesia sering dihadapkan pada persoalan agama di kalangan umat beragama. Apalagi, masalah kehidupan beragama di dalam masyarakat Indonesia merupakan salah satu masalah yang sangat peka atau sensitif, sebab terjadinya suatu masalah sosial akan menjadi semakin ruwet jika masalah sosial tersebut menyangkut pada masalah kehidupan beragama
Salah satu fungsi agama adalah memupuk persaudaraan umat manusia yang tercerai berai (Hendropuspito, 1984:169).
Nisar Desa Nanga Bere Kec Lembor Selatan adalah sebuah desa dengan mayoritas muslim. Sikap toleransi antarumat begitu terlihat dalam berkehidupan. Toleransi berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Beberapa tahun belakangan toleransi umat beragama dalam wilayah ini dibuktikan dengan sikap gotong royong. Pendirian rumah ibadat misalnya menjadi salah satu contoh penting ketika berbicara tentang kerukunan umat beragama. Kegiatan gotong royong tersebut melibatkan masyarakat dalam wilayah atau sebuah kampung sehingga dalam pelaksanaan menjadi lebih cepat. Selain itu, adanya gotong royong dapat membuat masyarakat lebih dekat antar satu dengan yang lainnya.
Pada Rabu 19 Mei 2021 berlangsung kegiatan peletakan batu pertama pada Kapela di Stasi Nisar oleh perwakilan dari Paroki Nunang. Kapela dengan ukuran 25×14 m² itu diberi nama Kapela St. Yosef Freinademetz yang berdiri disamping bekas kapela lama.
Dalam peletakan batu pertama ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh muslim sebagai bentuk solidaritas antarumat. Kegiatan seperti ini juga terjadi pada pembanguan masjid disetiap anak kampung yang dihadiri oleh beberapa tokoh non muslim atau umat kristiani. Sikap mengharagi dan gotong royong sudah melekat dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sejak dahulu. Kegiatan besar kecil dalam suatu wilayah sudah menjadi kewajiban untuk saling membantu dan melengkapi. Ini adalah satu bentuk toleransi dan kebersamaan antar umat beragama.
Wujud tolerasi lainnya adalah diterapkan juga dalam kegiatan keagamaan yang saling menghormati disaat masyarakat beribadah di rumah ibadah masing-masing. Nisar sebutan yang familiar untuk Desa Nanga Bere merupkan daerah yang menjunjung tinggi sikap mengharagai dan sikap gotong royong tinggi dalam berkehidupan.
Kerukunan hidup umat beragama merupakan suatu sarana yang penting dalam menjamin integrasi nasional, sekaligus merupakan kebutuhan dalam rangka menciptakan stabilitas yang diperlukan bagi proses pencapaian masyarakat Indonesia yang bersatu dan damai. Kerukunan umat beragama dapat terjadi apabila di antara para pemeluk agama merasa saling membutuhkan, saling menghargai perbedaan, saling tolong menolong, saling membantu dan mampu menyatukan pendapat.
Dampak positifnya kita saling mengenal satu sama lain
dan tujuannya agar kerukunan tetap terjaga. Peran kita sebagai penerus
bangsa ialah menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi agar mampu menjaga
kesatuan dan kedaulatan Negara Indonesia ini dari perpecahan dari toleransi
antar umat beragama.
Komentar