Mirisnya kehidupan masyarakat pelosok Manggarai Barat
Alat transportasi masyarakat Desa Nanga Bere |
Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com Desa Nanga Bere merupakan sebuah desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Lembor Selatan. Nanga Bere merupakan sebuah desa yang masih menggunakan jasa transportasi laut untuk akses keluar masuk daerah bagi masyarakatnya sejak berapa puluh tahun belakangan. Pasalnya daerah yang berada di pesisir tersebut adalah satu dari sekian daerah di Manggarai Barat yang belum beraspal. Desa tersebut berada 107 kilometer dari Ibu kota kabupaten.
Sejak motor pasar sebutan untuk kapal motor hadir dalam keghidupan masyarakat, sangat membantu dalam menjangkau dan mendapatkan barang kebutuhan dipasar Lembor atau kebutuhan lainnya dengan bantuan jasa transportasi tersebut. Namun, tidak selamanya menggunakan kapal motor seindah apa yang dibayangkan. Berbagai cobaan dan rintangan harus dilalui dan memaksa kita untuk menikmati suka dukanya perjalanan yang terkesan sedang rekreasi tersebut.
Laut Sawu yang sekarang sebagian wilayahnya menjadi kawasan konservasi perairan yang di kenal dengan Taman Nasional Peraiaran (TNP) Laut Sawu atau biasa juga disebut pantai selatan merupakan tempat yang terkenal akan ganasnya ombak laut. Keganasan ombak dilaut sawu bukan sebuah rahasia lagi. Ganasnya ombak laut yang diakibatkan oleh angin kencang oleh masyarakat setempat menyebutnya musim tenggara. Salah satu bukti nyata bahwa perairan tersebut begitu berbahaya yaitu banyaknya kapal yang karam akibat ganasnya ombak disekitar wilayah tersebut dan bahakan hampir menelan korban jiwa. Bisa dibaca dalam tulisan berikut KM penumpang dari Nanga Bere mengalami kecelakaan
Masyarakat Nisar sebutan populer untuk Nanga Bere dibesarkan pada keadaan tersebut. Ganasnya laut sawu sudah menjadi konsumsi masyarakat. Pada musim tenggara (ombak besar) masyarakat terkesan menantang maut karena berjalan pada situasi dan kondisi tersebut. Hal itu dilakukan karena keadaan yang memaksa untuk kita melupakan ganasnya laut yang terus menghantui.
Daerah yang berada disisi selatan kabupaten yang mempunyai destinasi super premium tersebut, sebenarnya bisa dikases dengan menggunakan jalur darat. Pasalnya daerah ini pernah dilakukan penggusuran untuk melepaskan diri dari keterisolasiannya pada 2017 silam. Pada beberapa tahun berjalan, kondisi jalan tersebut memprihatinkan dan sangat membahayakan para penggunanya. Selama ini masyarakat menggunakan roda dua sebagai alat trasnportasi kala saat msim tenggara. Sehingga jalur laut menjadi banyak diminati kala musim tedu (air laut tidak bergelombang). Pada dasarnya londisi laut dan darat sangat memprihatinkan. Labuan Bajo yang digadang sebagai destinasi pariwisata dunia aspalnya berlapis daerah sekitarnya hanya berlapis bebatuan dan berlubang pada badan jalan.
Menjawab kebutuhan masyarakat, pada beberapa bulan belakangan Oto Kol sudah mulai beroperasi diwilayah Nanga Bere untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Oto Kol selain membantu masyarakat untuk mengangkut material seperti material bangunan juga belakangan telah dijadikan moda transportasi darat jika ombak laut sedang tidak bersahabat. Untuk tarifnya 40.000/jalan atau 80.000/pp sedangkan kapal motor 20.000/jalan atau 40.000/pp.
Seputar Oto Kol
Oto Kol adalah sebutan untuk salah satu alat transportasi di daerah di Manggarai-Flores. Jenis Kendaraan ini tidak ditemukan diluar Manggarai. Oto Kol merupakan truk (Colt) yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga baknya memiliki atap, juga bangku tersusun rapih didalamnya. Baknya terbuat dari kayu. Dengan bentuk bak terbuka dan disanggahi dengan tiang kayu. Pada umumnya, bak kayu tersebut diberikan warna dan dilabel dengan nama. Namanya terpampang pada bagian samping bak dengan warna seadanya. Ada yang memberikan nama pemiliknya, tempat pemilik, singkatan, dan nama anak pemilik kendaraan.
Kendaraan ini sengaja dibuat untuk mengangkut apa saja termasuk manusia. Kendaraan modifikasi ini diperuntukan sebagai angkutan umum untuk mengangkut masyarakat pedesaan. Jenis kendaraan ini sesuai kebutuhan untuk menjelajahi medan Flores yang merupakan daerah pegunungan dengan infrastuktur yang masih minim.
Bisa dikatakan Oto Kol merupakan angkutan perintis yang dapat menembus desa terpencil dengan akses jalan yang masih terbatas. Oto Kol menjadi sarana transportasi yang serba berguna di wilayah Manggarai. Ia dapat digunakan untuk memuat penumpang, ternak, memuat hasi komoditas perdagangan dan material bangunan seperti pasir, batu dan semen. Serentak pula ia memuat barang atau benda seperti yang disebutkan tadi bersamaan dengan manusia. Sehingga tidak jarang manusia berhimpitan dengan benda-benda. Oto Kol menjadi angkutan andalan masyarakat pedesaan.
Kendaraan ini satu-satunya alat transportasi yang dapat menghubungkan antara desa ke Kota yang di lengkapi dengan sound system yang memiliki volume suara yang menggelegar atau biasa disebut diskotik berjalan. Tidak seperti kendaran lainnya, Oto Kol bukanlah tempat yang nyaman untuk ngobrol dengan sesama penumpang selama di perjalanan. Musik yang diputarkan sangat kencang. Mulai dari lagu ambon, dangdut koplo hingga hip-hop terdengar bergantian. Beberapa angkutan umum di Flores seperti angkot, dan travel memang “full musik”. Nampaknya, musik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Flores.
Ketiadaan angkutan lain, membuat Oto Kol menjadi angkutan favorit di daerah ini. Dengan tarif yang relatif murah, Oto Kol siap mengantar penumpang meski harus melewati jalan raya (jalan aspal rusak parah, banyak lubang, sempit, berkelok, dengan jurang menganga di satu sisi dan tebing rawan longsor di sisi lainnya) maupun jalan tanah berbatu khas pegunungan Manggarai.
Oto Kol identik dengan jalan berlubang, rusak, daerah terpencil dan musik yang kencang
Komentar