Apa Itu Desa Wisata Dan Pengembangannya. Catatan Untuk Desa Wisata Baru Di Manggarai Barat (SK terbaru 2021)
Potensi yang dimiliki Desa Nanga Bere |
Rangabalignisarbersuara.blogspot.com Potensi wisata yang luar biasa yang dimiliki Indonesia seharusnya bisa menjadi andalan untuk mengangkat taraf hidup masyarakat. Sektor pariwisata bisa menjadi sektor penopang pemasukan negara di bidang non migas. Di era yang semakin maju semakin pula banyak cara dan strategi untuk mengangkat potensi wisata di suatu daerah.
Hal ini didasari oleh kesadaran bahwa masing-masing daerah memiliki kekhasan atau penonjolan karakteristik alam maupun sosio kultural dan aspek lainnya. Desa memiliki segudang potensi bisnis yang menguntungkan untuk bisa diangkat menjadi komoditas dan dipoles dengan manajemen strategi yang tepat untuk menjadi desa wisata.
Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Ada berbagai macam desa wisata, yakni bisa berupa desa wisata berbasis keindahan alam, kuliner maupun budaya. Dalam pengertian yang lebih sederhana, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mendefinisikan desa wisata sebagai suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Berbeda dengan wisata desa, desa wisata lebih bersifat integratif.
Berbagai pakar telah mengemukakan
berbagai tipologi desa yang didasarkan kepada perspektif keilmuannya
masing-masing, seperti tipologi desa berdasarkan pertumbuhan ekonomi, tipologi
desa berdasarkan mata pencaharian masyarakat, tipologi desa berdasarkan
lingkungan atau juga tipologi desa berdasarkan kedekatan ruang wilayah dengan
perkotaan.
Desa wisata merupakan tipologi tersendiri yang mana desa dibagi ke dalam karakter-karakter
berdasarkan potensi dan pola pengembangan pariwisata. Berdasarkan kepada desa
wisata yang ada di Indonesia, maka setidaknya tipologi desa wisata dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yaitu:
Pertama, desa wisata adat atau budaya yang
mana dasar potensi dan pengembangan pariwisata berupa budaya atau adat
istiadat. Bentuk adat atau budaya yang dikembangkan bisa berupa sistem
kepercayaan (religi), sistem kesenian, sistem sosial, arsitektur tradisional
maupun lainnya yang memiliki hubungan dengan budaya dan adat istiadat.
Kedua, desa wisata alam/konservasi alam yang mana dasar potensi dan
pengembangan pariwisata berupa keindahan alam seperti alam pegunungan, air
terjun dan lain sebagainya.
Konservasi Penyu |
Setiap desa memiliki potensi untuk dijadikan komoditas wisata unggulan. Keindahan dan keunikan alam akan menjadi wisata alam. Jika desa tersebut memiliki keunikan tradisi dan budayanya bisa menjadi destinasi wisata budaya. Jika desa tersebut memiliki menu makanan dan minuman khas tradisional yang unik baik dari bahan, rasa dan penyajiannya, bisa dijadikan destinasi wisata kuliner desa. Jika desa tersebut memiliki kerajinan-kerajinan khas nan unik bisa menjadi destinasi wisata suvenir desa.
Jika desa tersebut memiliki peninggalan-peninggalan yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi atau situs sejarah/prasejarah bisa menjadi tujuan wisata sejarah desa. Bahkan jika desa itu memiliki keunggulan hasil bumi atau hasil laut misalnya pertanian, perkebunan, perikanan dan lain-lain (contoh wisata petik apel, petik strawberry, petik tomat, cabai dan sayuran lain).
Dunia wisata dalam kekinian banyak mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Apapun bisa dijadikan wisata yang mendatangkan keuntungan ekonomi bagi warga sekitar, asal jeli melihat dan memanfaatkan peluang.
Desa memiliki kekayaan alam yang melimpah salah satunya pesona alam yang sangat menarik untuk dikembangkan menjadi objek wisata maka bermimpi mengubah Desa anda menjadi desa wisata adalah mimpi yang sangat mungkin menjadi nyata Jadi mari kita wujudkan mimpi itu bersama-sama.
Besarnya pendapatan beberapa desa wisata membuat banyak desa tergiur untuk melakukan hal yang sama. Bagaimana tidak, desa wisata tidak hanya membuat sebuah desa menjadi dikenal banyak orang dari daerah lain tetapi juga mendatangkan kesejahteraan (dampak ekonomi) yang signifikan bagi masyarakatnya bermimpi meraih sesuatu yang besar itu harus tetapi harus pula diikuti pemahaman yang lengkap sebelum memulai langkah bagaimana memulai dan hal penting yang dijadikan modal membangun desa wisata. Setidaknya ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebuah desa menuju desa wisata memilih objek yang menarik:
Masyarakat mempunyai persamaan pandangan (kesepakatan). Membuat kesepakatan seluruh warga ketika memutuskan menjadi desa wisata maka haruslah keputusan itu didasarkan pada persetujuan warga desa soal konsep yang akan dilakukan pada desa tersebut. Mengharuskan partisipasi sebagian besar warga menjadi sangat penting bahwa sejak awal seluruh warga harus memiliki kesadaran dan kemauan yang sama mengenai visi desa wisata yang ingin dituju.
Peran aktif masyarakat atau komunitas. Masyarakat lokal berperan penting dalam pengembangan desa wisata karena sumber daya dan keunikan tradisi dan budaya yang melekat pada komunitas tersebut merupakan unsur penggerak utama kegiatan desa wisata. Di lain pihak, komunitas lokal yang tumbuh dan hidup berdampingan dengan suatu objek wisata menjadi bagian dari sistem ekologi yang saling kait mengait. Keberhasilan pengembangan desa wisata tergantung pada tingkat penerimaan dan dukungan masyarakat lokal (Wearing, 2001). Masyarakat lokal berperan sebagai tuan rumah dan menjadi pelaku penting dalam pengembangan desa wisata dalam keseluruhan tahapan mulai tahap perencanaan, pengawasan, dan implementasi
Ada objek yang bisa ditawarkan kepada pengunjung atau wisatawan. Desa harus memiliki objek yang menarik untuk dijual menjadi objek wisata. Beberapa contoh objek yang menarik seperti area pegunungan dengan Hawa yang sejuk, bawah laut yang indah, pemandangan indah gua alami berukuran besar, pantai yang indah, situs sejarah, budaya amsyarakat dan berbagai objek yang lain. Objek wisata tidak pula harus berupa alam yang luar biasa bisa pula berupa budaya atraksi seni bahkan kuliner.
Melakukan pemetaan objek. Pemetaan ini harus didasarkan pada realitas yang ada di desa misalnya apa jenis objek wisata yang bakal dijual jika berupa sebuah tempat. Akses jalan yang memadai menuju tempat tersebut. Dikarenakan seindah apapun sebuah tempat jika tidak memiliki akses jalan yang baik maka hal itu akan menghambat daya laju pengembangan wisata soal prasarana umum ini suatu saat akan bisa menjadi kebutuhan untuk diajukan ke pemerintah jika memang memiliki prospek yang baik bagi desa.
Membentuk kelompok sadar wisata atau pokdarwis. Kelompok inilah yang kemudian akan menjadi pengelola unit usaha wisata bumdes mereka akan menjaga semangat dan menggali berbagai kebutuhan secara terus-menerus hingga akhirnya seluruh warga memiliki pandangan yang sama terhadap pariwisata yang dikembangkan desanya.
Melakukan studi banding studi banding kepada desa yang wisatanya telah maju dan berjalan adalah kegiatan yang sangat membantu. Studi banding bisa memberikan beragam materi yang dibutuhkan menuju desa wisata cara ini jauh lebih efisien dan tepat merumuskan kebutuhannya misalnya kebutuhan sarana toilet kebersihan yang kurang dan sistem pelayanan yang baik hal tersebut bisa didapatkan dari melihat objek di desa yang lain yang memiliki karakter yang sama
Melakukan promosi. Saat ini sistem promosi yang paling
efektif dan efisien adalah melalui media sosial dan jaringan komunikasi digital
kemampuan promosi dengan media seperti ini umumnya dimiliki oleh anak-anak muda
jadi sudah pasti mengembangkan desa wisata haruslah melibatkan anak-anak muda
di desa. Selain memiliki kemampuan penguasaan teknologi komunikasi digital yang
baik anak-anak muda juga memiliki kemampuan adaptasi yang cepat terhadap setiap
perkembangan di dunia wisata secara luas
Mengikuti pelatihan pengelolaan desa wisata ada banyak yang konsultan mendorong
bumdes mengembangkan potensi desa.
Lembaga
ini memiliki banyak program pelatihan untuk berbagai kebutuhan Desa mulai dari
pelatihan pendirian dan pengembangan bumdes latihan pembentukan usaha hingga
pendampingan.
Aksesibilitas. Lokasi desa yang strategis akan mempermudah akses wisatawan menuju ke desa wisata. Aksesibilitas berkaitan dengan kondisi jalan menuju desa dan kemudahan dalam menentukan transportasi yang akan digunakan (Yoeti 1991 dalam Atmoko 2014).Terdapat kriteria yang digunakan selain yang telah disebutkan yaitu keberadaan tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat yang dimaksud adalah sosok atau seseorang yang dapat menjadi trigger untuk pengembangan desanya menjadi desa wisata.
Yoeti (1981) dalam Yusfida (2013) menjelaskan bahwa suatu objek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek tersebut diminati pengunjung, yaitu;
1. Something to see adalah objek wisata harus mempunyai sesuatu yang bisa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Objek wisata harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu menarik minat dari wisatawan untuk berkunjung.
2. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, dan sebagainya. Hal tersebut berupa fasilitas rekreasi seperti arena bermain atau tempat makan.
3. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja. Pada umumnya adalah ciri khas daerah yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh.
Manfaat pengembangan desa sebagai desa wisata yang tentunya akan langsung memberikan dampak positif bagi warga tentu saja adalah dampak positif bagi tingkat kehidupan warga yang dalam hal ini seperti mampu memunculkan lapangan kerja baru hingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan melalui fasilitas desa yang diperbaiki agar layak dikunjungi. Selain itu manfaat pengembangan desa sebagai desa wisata lainnya adalah dapat menghidupkan budaya, tradisi atau lingkungan adat sebagai salah satu komoditas wisata budaya lokal yang juga menjaganya agar tetap lestari. Karena umumnya, budaya atau tradisi ini sulit untuk dilestarikan karena mulai hilangnya ketertarikan pada budaya tersebut.
Manfaat pengembangan desa sebagai desa wisata di sisi perekonomian secara langsung adalah keuntungan yang diperoleh dari objek wisata yang ditawarkan. Sedangkan untuk manfaat tidak langsungnya adalah meningkatkan kunjungan ke desa sehingga perputaran perekonomian seperti dari hasil penjualan produk lokal bisa semakin lancar atau bahkan dikirim ke luar desa.
Dampak positif berikutnya dari pengembangan desa wisata yang bisa dirasakan adalah meningkatkan pembangunan infrastruktur desa. Ini sangatlah penting untuk sebuah desa wisata supaya bisa memberikan pelayanan terbaik untuk setiap pengunjung atau untuk warga desa sendiri agar bisa merasakan manfaat yang diberikan lewat kehadiran desa wisata tersebut.
Pembangunan infrastruktur sebagai dampak positif ekonomi pengembangan desa wisata bisa dipilih untuk fasilitas umum yang tidak terjangkau oleh pemerintah seperti jalanan di sekitar jlan utama sampai lokasi jual beli oleh oleh yang nantinya juga bisa dijadikan sebagai pasar kecil untuk menghadirkan lokasi jual beli antar warga desa sendiri supaya nantinya bisa diciptakan kesejahteraan dari desa untuk desa.
Demikian beberapa gambaran singkat tentang desa wisata. Hal ini didasari bahwa belakangan tersebar sebuah Surat Keputusan Bupati Manggarai Barat No:106/KEP/HK/2021. Tentang perubahan atas lampiran keputusan Bupati Manggarai Barat Nomor:237/KEP/HK/2020 Tentang Penetapan Desa/Kelurahan Wisata di Kabupaten Manggarai Barat. Ditetapkan di Labuan Bajo pada 30 April 2021. Oleh Bupati Manggarai Barat, Bapak Edistasius Endi.
Komentar