Sekseko Makanan Tradisional Manggarai dari jagung yang mulai dilupakan
Objek
wisata ini bahkan telah masuk ke dalam salah satu Situs Warisan Dunia dan Cagar
Biosfer UNESCO. Daya
tarik utama dari tempat ini selain pemandangan alamnya yang cantik adalah
adanya komodo yang merupakan spesies kadal terbesar di dunia, dan merupakan
salah satu spesies hewan purba yang mampu hidup hingga saat ini.
Komodo
hanya bisa dijumpai di Pulau Komodo dan beberapa pulau lain di Kabupaten Manggarai
Barat. Selain
Pulau Komodo, Flores juga memiliki deretan pantai cantik yang sayang untuk
dilewatkan, contohnya sebut saja Pantai
merah (pink beach). Pada pantai ini tidak akan berjumpa
dengan pasir putih, namun pantai dengan pasir berwarna merah muda yang berpadu
dengan biru dan jernihnya air laut.
Menurut beberapa media online menyutkan bahwa panati
Pink ini juga salah satu
dari tujuh pantai berpasir pink di dunia, menarik dan unik.
Namun
jalan-jalan tentu tidak pas jika tidak mencicip makanan khasnya bukan? Membahas atau
membicarakan tentang kuliner khas Flores yang wajib Kamu cicipi ketika bertandang
ke tempat yang eksotis ini.
Mengingat Indonesia memang
terkenal dengan gudangnya makanan yang mampu membuat lidah tidak mau berhenti
bergoyang. Makanan
khas Flores pun juga tak kalah dan memanjakan lidah bahkan untuk membuatmu
ketagihan dengan rasaya yang unik dan jarang bisa dijumpai di daerah lainnya.
Bicara makanan Flores memiliki warisan
kuliner yang kaya. Salah satu yang wajib kamu coba dari pulau di Nusa Tenggara
Timur (NTT) yaitu makanan olahan jagung. Jagung bagi masyarakat Flores sangat
istimewa. Ia tak hanya sebagai makanan olahan kudapan, tapi juga merupakan
makanan pokok selain atau pengganti nasi. Jagung sama halnya seperti ubi. Beberapa
olahan jagung dan ubi
dimakan seperti halnya nasi, dan dimakan dengan lauk pauk.
Khusus masyarakat Manggarai
mengolah jagung atau latung dalam bahasa setempat menjadi beberapa jenis
makanan. Sebut
saja lenco, rebok, wesang, luwuk, latung cero, latung tuk, latung bombo, sekseko dan lainnya. Namun,
seiring perkembangan zaman beberapa makanan tersebut sudah jarang ditemui dalam
keseharian masyarakat. Sebelum
berkenalan dengan aneka hidangan modern, orang Manggarai secara turun temurun
memiliki pangan yang diramu dan diolah dari berbagai hasil pertanian dan hasil
alam di sekitarnya. Sebab masyarakat lokal lebih memilih beras sebagai
makanan pokok ketimbang jagung atau umbi-umbian. Beberapa di antaranya
memang masih bisa dinikmati, khususnya wilayah pelosok
Sebut saja, sekseko salah satu makanan
tradisional dari
tepung jagung yang hampir dilupakan. Sekseko adalah makanan khas yang berasal dari tepung jagung
giling (olahan mesin) maupun olahan menggunakan tenaga manusia yaitu
menggunakan Watu penang (batu yang menghancurkan jagung dengan cara dipukul).
Tepung yang dihasilkan dari
olahan tersebut disishkan. Untuk membut Sekseko, tepung tersebut dicampurkan
dengan kelapa tua yang diparut dengan takaran yang sama. Kelapa dan tepung
dicampurkan hingga menyatu secara keseluruhan. Setelah itu disangrai seperti
kopi hingga warna tepung jagung tadi berubah sedikit menguning. Demikian proses
olahanya sehingga setalah itu lantas disebut Sekseko, setiap daerah punya nama
masing-masing. Untuk menambah cita rasanya biasanya ditambahkan gula pasir atau
gula merah (Gola Malang).
Tepung
dari Jagung setelah diolah sedemikian rupa adalah salah satu jenis makanan
tradisional orang Manggarai yang mendiami wilayah bagian barat dari pulau
Flores Nusa Tenggara Timur. Makanan tradisional ini disuguhkan kepada tamu yang
berkunjung ke rumah mereka dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengolah Jagung
menjadi tepung yang diinginkan, melalui proses yang cukup komplikasi, sehingga
untuk menyebutkan namanya di dalam bahasa Manggarai cukup sulit mengejakannya.
Sekseko ini biasanya menjadi
cemilan atau menjadi saran pagi yang menemani segelas kopi. Cara menikmatinya
hampir mirip dengan Rebok (Jagung yang disangrai kemudian ditumbuk hingga
menjadi tepung). Jika ke Manggarai jagan lupa makanan yang satu ini dan
direkomendasikan untuk jadi oleh-oleh.
Semoga warisan leluhur ini terus dilestarikan oleh generasi.
Komentar