Komodo di Tanjung Kerita Desa Nanga Bere

Laut Sawu dan Tanjung Kerita

Keindahan dan kekayaan Tanjung Kerita di Desa Nanga Bere, Lembor selatan 

Tanjung Kerita itulah nama yang disematkan pada tanjung tersebut. Bentuknya sangat unik jika diperhatikan secara sepintas terlihat seperti sebuah Parang.
Sebuah perahu menikmati goyangan ombak kecil di laut sawu


Menurut cerita tetua setempat bahwasannya jika mendekati tempat tersebut harus extra hati2. Bukan tanpa sebab, jika seseorang melihat binatang disekitar daerah tersbut dan dia menunjuk serta menyebutnya maka akan terjadi sesuatu pada orang tersebut seperti sakit perut dll. Menurut cerita yang beredar dimasyarakat bahwa hewan yang sering muncul seperti Rusa, monyet dll.

Seiring perkembangan dan kemajuan mitos tersebut mulai pudar dan bahakan hilang. Sekarang tempat tersebut sering dikunjungi oleh masyarakat baik untuk berbahagia kegiatan. 

Selain keindahan bentuknya tanjung tersebut Tanjung Kerita  banyak menyimpan kekayaan flora dan fauna yang endemik. Tepatnya disebuah lembah yang oleh masyarakat lokal menyebutnya Lo'ok atau jika di peta tertulis Teluk Tekaka dan merupakan daerah dalam bentang alam Mbeliling.
Nampak Tanjung Kerita di ujung barat Nisar 

Pada beberapa tahun lalu dirilis hasil penelitian yang dilakukan oleh Burung Indonesia bahwa daerah tersebut terdapat Ora (Komodo). Sebenarnya tanpa penelitianpun jika kita mengunjungi tempat tersebut jika kita beruntung dapat melihat Ora melintas di pasir pinggir teluk Lo'ok tersebut. Hal itu terjadi karena dipinggir pantai para nelayan lokal maupun yang nelayan singgah ditempat tersbut biasa menjamur tangkapannya dipinggir pantai. Sebagaimana kita ketahui bahawa penciuman hewan purba ini sangat tajam, sehingga para nelayan bisa menyaksikan kehadirannya ditempat tersebut.

Dahulu oleh masyarakat luas belum begitu terasa manfaat ada hewan purba tersebut. Sehingga kehadiran komodo justru membawa dampak negatif karena menimbulkan keresahan buat para nelayan. Pasalnya ikan hasil tangkapan mereka di lahap oleh Ora (Komodo). 

Untuk mengobati kekesalan mereka tak jarang ditemukan Ora yang mati dan diyakini  karena keracunan ikan yang sengaja dibuat oleh para nelayan.  Saya berkesimpulan dari hasil cerita tersebut bahwa kurang perkembangannya komodo dalam wilayah tersebut karena salah satu penyebabnya ada hal tersebut.

Namun beberapa tahun belakangan jarang ditemukan Ora berkeliaran ditempat tersebut, disebabkan sudah dibukanya hutan ditempat tersebut oleh masyarakat untuk perkebunan.

Harapannya semoga pihak pemda atau lembaga terkait bisa membantu untuk sama2 menjaga wilayah tersbut dari tangan-tangan jahil, sehingga nanti mungkin bisa dikembangkan menjadi sebuah daerah tujuan wisata jika Labuan Bajo sudah menjadi jadi daerah yang super premium.

Komentar

Postingan Populer