Perencanaan Dan Pengembangan Ekowisata Dan Community Based Tourism (Studi Kasus Desa Watu Tiri Lembor Selatan)

Objek wisata Watu Tiri

Tulisan ini bertujuan mewujudkan rintisan desa ekowisata kreatif yang mandiri dan berdaya saing dengan berbasis pada pengembangan potensi lokal pedesaan, yang mengikutsertakan masyarakat desa dalam kegiatan usaha pariwisata di lingkungan sekitarnya sehingga masyarakat desa akan merasa ikut memiliki sekaligus memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan. Selain itu, tujuan kegiatan ini adalah tersosialisasikannya produk ekowisata di desa dan serta terwujudnya rintisan kerjasama pengembangan desa wisata di Kabupaten Manggarai Barat.

■》 Gambaran umum tentang wilayah Desa watu Tiri

♤ Sejarah Pembentukan Desa Watu Tiri

Watu Tiri merupakan desa pemekaran dari wilayah Desa Surunumbeng pada tahun 2012. Terdiri dari lima anak kampung yaitu Kampung Pumpung, Kampung Kulang, Kampung Popo, Kampung Lengkong Cepang dan Kampung  Wae Mege.

♤ Kondisi Geografis

Desa Watu Tiri merupakan salah satu desa di Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat. Wilayah desa ini berbatasan langsung dengan: sebelah Utara Desa Surunumbeng, sebelah Selatan Desa Watu Waja, sebelah Barat Laut Sawu dan sebelah Timur desa Benteng Tado.

Selanjutnya, Desa Watu Tiri terletak pada ketinggian 0 – 70 m di atas permukaan air laut dengan rerata suhu berkisar  antara 25 – 370 C. Luas wilayah Desa Watu Tiri adalah 1.555 km2. Sebagian besar lahannya digunakan untuk pemukiman.

Luas Wilayah Desa Watu Tiri menurut penggunaannya per Januari 2019 yaitu 1.830 Ha terdiri dari: Perkantoran 18 Ha, Pemukiman 890 Ha, Pekarangan 700 Ha, Pendidikan 20 Ha, lain-lain 202 Ha

Selama ini, ada 3 (tiga) sumber mata air yang dimanfaatkan oleh warga Desa Watu Tiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yakni Wae Kolong, Wae Rajong, dan Wae Har pemanfaatan mata air Wae Kolong dinikmati oleh dusun Wae Mege.
Proses FGD bersama pemerintah & masyarakat Desa Watu Tiri

♤ Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Desa Watu Tiri  per Januari 2019 sebanyak 2113 jiwa. Desa Watu Tiri memiliki 2 buah SD, SMP 1 buah, dan SMA 1 buah. Jadi, total lembaga pendidikan di Desa Watu Tiri adalah 4 buah, di mana  4 lembaga pendidikan berstatus negeri. Nama sekolah per januari 2019 yaitu SDN Wae Mege, SDI Lengkong Cepang, SMPN V Lembor Selatan dan SMKN I Lembor Selatan. Fasilitas kesehatan di desa watu tiri per januari 2019 posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)  III (tiga) dan Puskesmas I (satu).

Di dalam bidang budaya, masyarakat Desa Watu Tiri menjaga dan menjunjung budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur. Hal ini terbukti masih berlakunya tatanan budaya serta kearifan lokal pada setiap prosesi pernikahan dan ritual adat lainnya. Lembaga yang paling berperan dalam melestarikan dan menjaga tatanan adat istiadat dan budaya lokal ini adalah Lembaga Adat.

♤ Keadaan Ekonomi

Sebagian penduduk Desa Watu Tiri mengembangkan pertanian lahan kering dan sawah tadah hujan. Lahan kering digunakan untuk menanam kelapa, buah-buahan, dan pisang, sementara sawah tadah hujan untuk menanam padi (saat musim hujan) dan sayur-sayuran (saat musim kemarau). Sebagian warga Desa Watu Tiri memelihara ternak. Ada pun ternak yang mereka pelihara adalah: ayam kampung, babi, kerbau, kambing, dan sapi. Sebagian hasil ternak warga ini dijual langsung ke konsumen, sebagian lagi untuk keperluan adat dan ritual adat. Hasil penjualan ternak ini digunakan untuk membiayai sekolah anak, beli sembako, dan membangun rumah.

♤ Potensi wisata

Desa watu tiri memiliki potensi wisata alam dan budaya yang sangat besar yaitu:

○ Alam

Indonesia meruapakan Negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam baik daratan maupun perairan yang sangat melimpah. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh adalah pengembngan potensi sebagai daya tarik wisata. Desa Watu Tiri mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata seperti Pantai Mberenang, Pong Rojo (panorama alam dari ketinggian 875 mdpl) Tana Nggali, permandian air panas, Cunca Rajong, Bukit Pasir, konservasi Penyu.

○ Budaya

Desa Watu Tiri merupakan sebuah daerah yang kaya akan potensi budaya dan sejarah. Beberapa kegiatan juga objek sejarah masih terjaga dan dilestarikan hingga dewasa ini, seperti objek Watu Tiri sebuah objek yang menjadi bukti sejarah. Tarian Caci merupakan warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakt setempat pada waktu tertentu. Upacara Penti merupak upacara adat pemberian sesajian para leluhur yang dilakuakan akhir tahun dan merupakan kewajiban masyarakat yang harus dilakukan. Upacara Mareng yaitu upacara atau ritual adat meminta hujan pada musim bercocok tanam, selanjutnya adalah Mbaru Tembong adalah rumah adat yang didiami oleh tetua adat sebagai pusat informasi dan putusan adaat.

♤ Kelompok masyarakat yang sudah terbentuk

Sanggar sangkulerong merupakan kelompok siswa yang dibentuk oleh instansi SMKN 1 Lembor Sealatan yang dipimpin oleh seorang guru, guna membina mental generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat (mengisi waktu luang).
Mbaru Tembong di Desa Watu Tiri 
♤ Permasalahan yang sedang dihadapi 

▪︎Tenun (kendala dalam pemasaran)
▪︎Fasilitas penunjang
▪︎SDM belum memadai
♤ Cita-cita
▪︎Pendampingan dalam pembentukan pemandu wisata
▪︎Diadakan pelatihan dalam pembentukan kelompok tenun yang terstandar
▪︎Pelatihan pembentukan pemandu yang profesional

♤ Analisis swot

Analisis SWOT adalah sebuah teknik perencanaan strategis yang berguna untuk menilai kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman yang terdapat di suatu perusahan atau instansi, baik itu dalam perencanaan saat ini ataupun yang baru. Analisis SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert S. Humphrey pada tahun 1960-an, yang saat itu ia sedang memimpin sebuah proyek penelitian di Stanford Research Institute dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Tujuan dari penggunaan metode analisis ini adalah untuk menggambarkan situasi serta kondisi yang tengah dihadapi oleh seseorang untuk membandingkan, daripada mengembangkan alat analisis yang dapat digunakan untuk menemukan solusi untuk masalah yang dimaksud.
Pong Rojo 
Berikut adalah analisis SWOT untuk potensi wisata Desa Watu Tiri:

♤ Kekuatan: 

Desa Watu Tiri mempunyai potensi wisata yang memadai yaitu alam masih alami dan terjaga, budaya dan sejarah (Mbaru Tembong), authentic (ritual yang masih sakral) budaya yang masih terjaga, kebiasan Ibu Rumah Tangga menenun dapat dijadikan sebagai atraksi wisata.

♤ Kelemahan: 

Fasilitas penunjang belum memadai, informasi dan promosi destinasi belum maksimal juga perawatan destinasi belum optimal, kesadaran akan potensi wisata masyarakat masih rendah, narasi sejarah belum dibukukan, minimnya SDM dalam bidang pariwisata, banyaknya isu-isu negative beredar menegenai objek wisata terentu yang mengganggu citra destinasi tersebut), privatisasi lahan untuk akses masuk destinasi, 

♤ Peluang: 

Dibentuk paket wisata sejarah (objek sejarah “Watu Tiri” yang masih terjaga dengan baik dan ritual yang masih terus dilestarikan), berekmah dekat pantai, wisata buatan seperti kolam untuk permandian air panas, ombak pantai cocok dikembangkan olahraga pantai, pembangunan rest area, sightseeing, piknik dan rekreasi.

♤ Acaman:

 Bencana alam (Banjir saat musim hujan, Gempa akan mengahancurkan objek wisata Pong Rojo, Tsunami merubah tatanan pantai dan kepunahan sejarah jika tidak dibukukan).

♤ Konsep pengembangan sementara

▪︎Pelatihan Tata kelola destinasi (konsep pendekatan CBT)
▪︎Pengembanagan wisata bahari (olahraga air) dan wisata budaya (storytelling asal objek wisata Watu Tiri yang dibukukan juga atraksi ritual tahunan)
▪︎Menjadikan Mbaru tembong sebagai pusat informasi
▪︎Pembangunan rest area
▪︎Pembentukan kelompok masyarakat sadar wisata (Pokdarwis) agar konsep konservasi penyu menjadi sebuah atraksi wisata
▪︎Pengembangan wisata olahraga air
▪︎Wisata buatan (membuat kolam renang untuk permandian air panas) dekat pantai Mberenang
▪︎Membuat konsep agrowisata sebagai atraksi wisata (bertani dan berkebun)

Komentar

Postingan Populer