Konservasi Penyu di Desa Nanga Bere membutuhkan dukungan dari pemerintah

Tukik hasil penangkaran 

Laut Sawu terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia  dan perbatasan dengan wilayah pesisir barat Timor Leste. Menurut data Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang (BKKPNP) lebih dari 65% sumber daya ikan di provinsi  NTT disumbang dari perairan laut Sawu. TNP Laut Sawu merupakan habitat penting bagi Lumba-lumba, Dugong, Ikan Pari Manta, dan Penyu. 

Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu yang dibentuk melalui keputusan Kepmen KP. No. KEP. 38/Men/2009 pada tanggal 8 Mei 2009. Laut Sawu memanjang dari barat ke timur sepanjang 600 km dan dari utara ke selatan memanjang 250 km dengan luas 3.5 juta hektar.

Laut Sawu sebagai wilayah sentral dari TNP merupakan kawasan laut yang memiliki keanekaragaman perikanan, sumber daya laut serta potensi wisata budaya maupun wisata alam yang cukup menarik. 

Selain wisata bawah laut yang indah dan melihat pemandangan yang alami, juga konservasi Penyu. Penyu yang memiliki nama ilmiah Chelonioidea merupakan organisme perairan laut dan termasuk binatang purba yang terancam punah. Hewan reptil laut ini memiliki tujuh spesies di dunia, enam diantaranya berhabitat di Indonesia.

Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan meruapakan salah satu wilayah yang masuk dalam Zona inti dan zona pemanfaatan. Sejak 2017, masyarakat mulai melestarikan salah satu satwa yang dilindungi ini, di bawah koordinator kelompok pengawas masyarakat (Pokmaswas) dan masyarakat sekitar.  Masyarakat pun dapat melihat bagaimana hewan langka dan dilindungi berkembang biak. Sejak pertama kali dibentuk Pokmaswas yang bermitra dengan masyarakat lokal berhasil -+ 620an Tukik dilepas ke Laut Sawu. Namun kegiatan mulia tersebut tidak semua masyarakat mendukung, hal tersebut dapat diperhatikan dengan masih adanya masyarakat yang masih mengambil telur penyu untuk konsumsi sehari-hari secara sembunyi.
Data hasil pantauan Pokmaswas
Informasi yang dihimpun bahwa sebelumnya, kegiatan konservasi penyu mendapat dukungan dari desa  berupa dana untuk kegiatan. Harapan besar dari anggota pokmaswas bahwa kegiatan ini mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam hal untuk mendukung keberlanjutan kegiatan ini. Kedepannya mereka berharap akan ada dana untuk renovasi tempat penangkaran yang lebih baik lagi.

Dengan adanya potensi tersebut tentunya memiliki peluang untuk pengembangan pariwisata. Potensi wisata di perairan TNP Laut Sawu meliputi wisata pengamatan mamalia laut, wisata selam, dan wisata pantai lainnya. Ekowisata sebagai salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan, perlu dikembangkan untuk memastikan kelestarian sumber daya alam, jasa lingkungan dan pembangunan keberlanjutan di kawasan TNP Laut Sawu.

Komentar

Postingan Populer