Perencanaan Destinasi Pasca Pandemi Covid19

Foto di objek wisata Bukit Wolo Bobo dengan latar G. Inerie 

Bantu share..

Virus Corona (Virus Covid 19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum. Wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019 dan masih berlangsung hingga saat ini. Bahkan pada bulan maret World Health Organization (WHO) mengumumankan bahwa Virus Corona (Virus Covid 19) ini merupakan pandemi global yang harus diselesaikan bersama-sama karena sudah meluas disetiap negara.

Pada awal Maret 2020, Indonesia memulai untuk menghadapi pandemi Virus Corona (Virus Covid 19) yang mulai masuk di Indonesia. Masuknya Virus Corona (Virus Covid 19) di Indonesia akan memberikan dampak secara tidak langsung untuk negara Indonesia dan yang paling terasa adalah dampak dalam bidang  Perekonomian. Tak bisa dipungkiri virus corona mengguncang peradaban manusia di dunia. Virus corona yang mewabah di berbagai penjuru dunia. Pemerintah melakukan langkah-langkah preventif untuk menimbulkan perubahan yang signifikan terhadap kehidupan masyarakatnya.

Setiap negara melalui otoritasnya meminta rakyatnya untuk tetap di rumah, menjaga jarak baik secara fisik (physical distancing) maupun sosial (social distancing) bahkan melakukan lockdown (karantina wilayah) untuk menghambat penyebaran virus corona. Bukan hanya sekadar himbauan tetapi bahkan peraturan dan larangan keras untuk melakukan aktivitas di luar rumah.

Pemberlakuan social distancing, dan physical distancing tentu membatasi ruang gerak dan mobilitas masyarakat, bahkan lockdown mengakibatkan masyarakat tidak dapat beraktivitas di luar rumah bahkan untuk mereka yang berstatus sebagai pekerja harian atau pedagang kaki lima. Diakui atau tidak banyak pihak yang merasakan dampak negatif dari pandemi virus corona saat ini. Pendapatan masyarakat berkurang, terutama mereka yang berpenghasilan harian seperti buruh harian, pedagang kaki lima, ojek online, tukang parkir, juga dalam bidang pariwisata dan lainnya. Dampak negatif penyebaran virus corona tak hanya dirasakan oleh masyarakat saja, tetapi juga dunia usaha baik skala kecil, menengah, maupun besar.

Industri pariwisata

Pada musim liburan industri pariwisata pastilah mencapai kejayaannya. Tingkat kunjungan wisatawan ke berbagai tempat wisata meningkat, di mana tempat-tempat wisata selalu ramai bahkan penuh sesak dengan kerumunan massa wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Namun kondisi tersebut kini berubah drastis, di mana tempat-tempat wisata sepi bahkan pihak pengelola harus menutup dan menghentikan operasional layanannya. Hal ini dilakukan semata-mata untuk  untuk menghindari kerumunan.

Pandemi virus corona mengakibatkan masyarakat takut dan meningkatkan kewaspadaan sehingga mereka memilih untuk tetap di rumah dan membatasi atau bahkan tidak melakukan aktivitas di luar rumah sama sekali. Akibatnya, masyarakat membatalkan rencana travelling, mengakibatkan tingkat pendapatan dari sektor pariwisata menurun dratis. Dalam sektor pariwisata termasuk pebisnis agen perjalanan wisata seperti travel, kereta api, restoran, hotel dan maskapai penerbangan. Kondisi ini jelas mengakibatkan industri pariwisata termasuk juga agen perjalanan lesu bahkan terpuruk. Jika kondisi ini terus berlangsung, bisa jadi industri tersebut akan akan mengalami kerugian yang besar. Menurut data yang dilansir pertanggal 11 April lebih dari 1,5 juta karyawan putus kerja atau pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan. Di mana 1,2 juta pekerja itu berasal dari sektor formal, 265.000 dari sektor informal. (https://amp.kontan.co.id/news/ini-delapan-dampak-negatif-bagi-perekonomian-indonesia-akibat-wabah-virus-corona). 

Kendati wabah corona masih terjadi, para pelaku usaha pariwisata diminta untuk tetap bersiap-siap menyambut lonjakan wisatawan, setelah pandemi tersebut usai.  Dalam Webinar Update Industri Pariwisata MarkPlus Tourism, Founder & Chairman MarkPlus Tourism Hermawan Kartajaya memprediksi, pascapandemi Covid-19 usai, para turis akan kembali jalan-jalan untuk melalukan balas dendam setelah berbulan-bulan di rumah. 

Pascapandemi covid-19 usai untuk menyambut wisatawan, rekomendasi berikut adalah wujud dari harapan agar Pariwisata Indonesia bisa segera bangkit ditengah pendemi ini:

  • Prioritas pembenahan destinasi

Pelaku pariwisata harus bisa memanfaatkan kondisi ini dan melakukan persiapan mulai dari sekarang, untuk menyambut fenomena yang disebutnya sebagai revenge tourism,  sedangkan untuk destinasi yang kurang populer bisa dipersiapkan dari sekarang sehingga lebih populer lagi dan ramai kunjungan

Di sisi lain, kepada pelaku pariwisata untuk meningkatkan kualitas destinasinya (Prioritas pada pembenahan destinasi) karena diprediksi kebiasaan turis pasca wabah corona akan berubah. Mereka diprediksi menuntut destinasi yang lebih berkualitas. Terkait kenyamanan di destinasi wisata, Indonesia masih banyak memiliki PR yang harus dikerjakan, seperti misalnya issue kebersihan, keamanan, kesehatan, pelestarian lingkungan, regulasi daerah, layanan wisata halal dan lain sebagainya. Kebanyakan wisatawan memilih untuk melakukan perubahan style travellingnya.

  • Membutuhkan pendampingan untuk kesiapan destinasi dan manajemen

Pasca wabah ini berakhir, tidak hanya membutuhkan anggaran yang banyak tetapi juga pendampingan yang intensif, sehingga pembenahan destinasi yang dilakukan sesuai dengan standard global manajemen destinasi pariwisata yang berkelanjutan. Permasalahan yang terjadi selama ini kebanyakan  destinasi wisata kurang siap dalam menyambut wisatawan karena kurang adanya pendampingan dari pihak yang profesional dalam pengelolaan. Melihat kondisi tersebut, pelaku pariwisata harus mempersiapkan faktor alam, kebudayaan, dan ekonomi setempat untuk dimaksimalkan. 

  • Penguatan Regulasi masuknya Wisatawan Mancanegara

Mengambil pengalaman dari kasus corona, wisatawan dari negara/daerah yang sudah pernah atau rentan terkena wabah penyakit harus melalui seleksi yang sangat ketat untuk mendapatkan izin masuk/visa ke Indonesia. Kebijakan bebas visa kunjungan dari negara-negara tersebut harus ditinjau kembali demi lebih berkualitasnya wisatawan mancanegara yang masuk berlibur ke Indonesia.

“Terobosan strategi dan kecepatan implementasi adalah kunci dari kemenangan kita dalam pertarungan melawan virus corona ini”

Komentar

Postingan Populer