PLTS di Desa Nanga Bere, Lembor Selatan
PLTS Desa Nanga Bere, Lembor Selatan
𝘽𝙚𝙧𝙡𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙣𝙖𝙣 & 𝙗𝙖𝙣𝙩𝙪 𝙎𝙝𝙖𝙧𝙚 𝙠𝙚 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙖𝙣𝙙𝙖.
Salah satu sumber energi terbarukan yang perkembangannya cukup pesat di dunia termasuk Indonesia yaitu energi surya. Posisi Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun dan kekayaan alam yang merupakan anugerah yang harus dioptimalkan.
Indonesia memiliki potensi berupa tenaga matahari yang bisa dikembangkan menjadi pembangkit listrik. Sesuai dengan namanya, pembangkit listrik tenaga matahari akan sinar matahari yang sudah didapatkan menjadi listrik. Salah satu keunggulan dalam pengolahan listrik tenaga surya adalah sifat ramah lingkungan.
Itulah sebabnya pengolahan listrik tenaga surya merupakan potensi besar yang harus dikembangkan semaksimal mungkin di tanah air. Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah solusi pengadaan energi yang ramah lingkungan dan alternatif mengurangi dampak Pemanasan Global (Global Warming). Karena proses pengolahan ini tidak menghasilkan polusi yang berisiko mengganggu ekosistem.
Wilayah Indonesia Timur mempunyai potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) karena melimpahnya sinar matahari. Umumnya Pulau Timor, Sabu, Rote, Alor, Sumba, dan Flores merupakan daerah panas yang mana potensinya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan PLTS.
Dibangunnya tiga PLTS ini adalah salah satu wujud nyata PLN mengambil bagian dalam mendukung peningkatan infrastruktur kelistrikan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) Bagi Masyarakat yang Belum Mendapatkan Akses Listrik. LTSHE sendiri merupakan program terobosan pemerintah dalam menerangi masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik khususnya pada desa-desa yang masih gelap gulita dan termasuk dalam daerah 3T yang jumlahnya mencapai sekitar dua ribu desa di seluruh Indonesia.
Prinsip kerja LTSHE adalah energi dari matahari ditangkap oleh panel surya, diubah menjadi energi listrik kemudian disimpan di dalam baterai. Energi listrik di dalam baterai ini yang kemudian digunakan untuk menyalakan lampu.
Penerangan yang berasal dari panel tenaga surya atau solar cell didapat masyarakat Desa Nanga Bere beberapa tahun lalu bantuan dari pemerintah. Masyarakat mendapatkan panel surya dan lampu sebanyak 3 buah setiap rumah. Setiap bulannya masyarakat membayar yang tentunya sangat murah dibandingkan dengan harus membeli minyak tanah. Lampu tersbut bisa digunakan dan mudah di bawah kemanpun. Ketika musim bertani masyarakat membawa panel dan lampu tersebut ke kebun.
Sistem pembangkit listrik tenaga matahari (panel surya) sangat sesuai dengan kondisi alam pesisir selatan Manggarai Barat yang terkenal sebagai daerah panas.
Sebelumnya masyarakat menggunakan lampu pelita minyak tanah sebagai penerang. Itu sudah berlaku sejak dahulu kala. Lampu pelita akan dipasang sesuai dengan banyak kamar dalam sebuah rumah. Setiap hari pasar (sebutan hari dimana ada transportasi ke pasar lembor) ketika balik maka sebagian besar muatannya adalah minyak tanah. Bisa dikatakan bahwa masyarakat Nisar adalah pelanggan setia penjual minyak tanah di pasar Lembor.
Sekarang sedang tahap pembangunan pembakitan listrik tenaga surya (PLTS) di Desa pesisir selatan Manggarai Barat dengan kapasitas 270 kilowatt-peak (KWP). Dari informasi dari kampung bahwa sekarang sedang pengangkutan material ke Desa Nanga Bere seperti tiang dan kabel untuk di salurkan ke rumah warga.
Komentar