Sawah Jaring Laba-laba (sistem Lodok) di Manggarai

Sawah Lodok di Cancar, Kabupaten Manggarai 
Bantu share ya

Dalam bidang pertanian orang manggarai sangat terkenal dengan pola perkebunan yang disebut lingko (kebun komunal) atau sistem pembagian tanah pertanian yang disebut lodok. Lingko merupakan sistem pembagian sawah yang bermula dari titik tengah yang disebut dengan lodok. Dari titik tengah itulah ditarik garis panjang menuju bidang terluar yang disebut dengan cicing. 

Oleh karena itu, orang Manggarai mengenal ungkapan, 'gendang one lingkon peang', yang artinya dimana terdapat pemukiman atau kampung yang terpusat dalam Mbaru Gendang (rumah adat Manggarai) tentu memiliki tanah garapan bagi warga kampung yang disebut dengan lingko. 

Sawah tidak dilihat semata-mata sebagai lahan pertanian saja, tetapi dapat juga menggambarkan kehidupan warga masyarakat yang menempati sekitarnya.

Saya kira itulah yang cocok kita sematkan pada orang manggarai. Berbeda dari persawahaan di kawasan lainnya, Sawah Lingko memiliki daya tarik bentuk sawahnya yang membentuk jaring laba-laba alias lodok (kebun dengan pusat lingkaran).
Dari atas bukit wisatawan dapat menyaksikan beberapa bentuk sawah jaring laba-laba (sistem Lodok)

Berbagai sumber menyebutkan sistem pertanian di Manggarai mulai dikembangkan sejak Raja Aleksander Baruk memimpin bumi Nusa Lale Manggarai di tahun 1931-1945. Raja saat itu amat mendorong pengembangan pertanian, termasuk dengan cara mengirim banyak rakyatnya untuk belajar menanam padi dan kopi hingga ke Singaraja Bali.
Pengunjung berada diatas bukit

Sawah berbentuk Lodok tidak hanya anda temukan di Cancar Manggarai Raya tapi anda bisa temukan di Lembor tepatnya di Desa Poco Ruteng, Manggarai Barat.
Sawah Lodok di Lembor raya Manggarai Barat 
Sumber: Jaringpos.com

Komentar

Postingan Populer