Potret Dari Pelosok selatan Manggarai Barat untuk para pemimpin baru 2021
Potret Siswa SDK Nisar menyeberangi Sungai Wae Mese
Bantu sebar ya
Kondisi pendidikan di Indonesia masih diwarnai dengan ketimpangan, khususnya di daerah terpencil atau biasa disebut daerah kategori 3T (Terpencil, Terdepan dan Tertinggal) berbeda jika dibandingkan dengan wilayah perkotaan.
Didaerah terpencil di pelosok tanah air kita dapat menjumpai kondisi pendidikan yang memperihatinkan, karena pelajar belum terlayani dengan sarana dan prasarana yang baik. Padahal belajar dengan aman dan nyaman adalah keinginan setiap pelajar seluruh pelosok nusantara bahkan seluruh dunia.
Di kabupaten Manggaarai Barat yang sekarang menjadi pusat perhatian pemerintah pusat dalam hal pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata. Berbagai fasilitas diperbaharui dan digodok agar terstandarisasi (Premium). Namun dibalik kemewahan itu ada beberapa permaslahan besar yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah salah satunya adalah masalah pendidikan.
Dibeberapa daerah pelosok Manggarai Barat mempunyai potret pendidikan yang sangat memprihatinkan. Salah satu hal yang disoroti adalah masalah akses. Kondisi desa terpencil, memaksa setiap anak yang ingin mengenyam pendidikan dasar harus berjalan kaki lewati sungai dan hutan agar bisa sampai ke sekolah. Siswa SDK Nisar di Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat jika pasca turun hujan harus berjuang lebih keras dalam menuntut ilmu, mereka harus berjalan kaki dalam kondisi lumpur dan becek dengan jarak tempuh -+5 km melewati hutan dan sungai.
Agar dapat sampai ke sekolah tepat waktu, mereka harus menantang derasnya arus Sungai Wae Mese yang sewaktu-waktu dapat menghanyutkan mereka jika tidak berhati-hati saat menyeberang. Wae Mese merupakan muara dari 5 anak sungai dari hulu Sano Nggoang juga sungai ini masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Terkadang untuk bisa menyeberang masyarakat ataupun siswa bahkan memilih bertelanjang dada sambil sambil memegang pakaian untuk bisa menyeberang.
Setiap hari, masyarakat atau siswa melewati sungai Wae Mese lantaran tidak ada jalan alternatif lain. Saat musim banjir seperti saat ini, para siswa kerap tak bersekolah karena tak bisa menyeberangi sungai yang arusnya deras dan membahayakan nyawa mereka. Hal tersebut mengakibatnya banyak anak usia sekolah dasar yang putus sekolah atau malah tidak bersekolah sama sekali.
Padahal suatu daerah akan baik pembangunannya bila pendidikannya maju, dan sebalikknya suatu daerah akan terpuruk pembangunnanya bila mutu pendidikannya buruk. Semoga para kandidat calon bupati dan calon wakil bupati Mabar dapat membuka mata dan memberikan solusi terbaik untuk masalah pendidikan kabupaten tercinta ini.
Salam hangat dari kami pelosok selatan Manggarai Barat
Komentar