Potret belajar pada masa pandemi di Desa Nanga Bere pelosok selatan Manggarai Barat
Potret seorang guru sedang asik mengajar di sebuah sekolah di pelosok Manggarai Barat yakni di SDK Nisar, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan
𝘽𝙚𝙧𝙡𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙣𝙖𝙣 & 𝙗𝙖𝙣𝙩𝙪 𝙎𝙝𝙖𝙧𝙚 𝙠𝙚 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙖𝙣𝙙𝙖.
Pandemi Covid-19 telah membuat dunia berubah termasuk proses belajar mengajar yang dianjurkan untuk dilakukan secara daring. Pemerintah telah menginstruksikan sekolah-sekolah mulai dari tingkatan pendidikan usia dini (PAUD) hingga universitas menerapkan sistem belajar dari rumah selama masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). Pemerintah membuat program belajar dan ditayangkan melalui TVRI.
Barangkali untuk para guru dan siswa diperkotaan tidak terlalu banyak mengalami kendala dalam menerapkan proses kegiatan belajar mengajar melalui daring/online.
Namun bagi sekolah yang berada di pelosok-pelosok Desa tentu kegiatan belajar mengajar secara daring ini banyak mengalami kendala terutama akses internet dan fasilitas pembelajaran lainnya, karena sistem pembelajaran secara online ini menuntut siswa belajar secara mandiri serta membutuhkan fasilitas dan sumberdaya yang memadai.
Tinggal di daerah terpencil, menjadi cerita sendiri bagi murid dan guru di masa pandemi covid-19. Mereka harus mengeluarkan daya ekstra agar bisa belajar. Pihak sekolah dan para guru harus memutar otak agar kegiatan belajar dan mengajar berjalan secara efektif.
Bahkan di media sosial kita bisa lihat bagaiamana proses belajar dan mengajar di daerah pelosok. Para pendidik harus menadatangi rumah para murid untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Para pendidik tak bisa mengandalkan teknologi sebagai panduan siswa belajar. Berbagai metode dilakukan agar proses belajar mengajar berjalan secara maksimal.
Dari sekian sekolah yang tidak bisa melakukan proses belajar mengajar online adalah sekolah-sekolah yang ada di pelosok Kabupaten Manggarai Barat. Sebuat saja sekolah-sekolah yang di di Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan. Salah satu metode yang dilakukan oleh pihak sekolah dan guru di SDK Nisar Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan adalah membuat jadwal belajar tatap muka dengan mengikuti protokoler kesehatan.
Pihak sekolah membagi jadwal tatap muka dua kali dalam seminggu. Hari senin hanya untuk siswa kelas 1-3 dengan dengan jumlah 4-6 orang per kelas. Sedangkan untuk siswa kelas 4-6 dengan jumlah yang sama per kelas. Meskipun melakukan pembelajaran tatap muka, tetap melakukan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
Memang cukup besar tantangan yang harus dihadapi saat mengikuti proses belajar dan mengajar di tengah pandemi ini, bukan hanya harus siap ilmu tapi juga mental untuk guru dan peserta didik.
Salah satu cita-cita kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, mari kita bangkit bersama agar kita mampu bersaing di era millenial ini. Pandemik bukan penghalang untuk bangkit.
Komentar