Informasi Terbaru Dari PLTS Di Desa Nanga Bere Kec Lembor Selatan

Kabel jaringan listrik PLTS pada sebuah rumah di Desa Nanga Bere Kec Lembor Selatan 

Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut daerah-daerah yang berada di bagian terluar dan terdepan di Indonesia, terutama yang masih tertinggal dibandingkan kawasan lainnya.

Pembangunan yang tidak merata tercermin nyata di daerah-daerah 3T. Fasilitas di daerah-daerah tersebut masih dalam kondisi cukup memprihatinkan. Salah satunya adalah dalam bidang ketersediaan energi listrik. 

Saat ini didaerah yang belum terjangkau jaringan listrik, lampu tenaga surya bisa menjadi alternatif energi terbarukan yang tepat, terutama bagi daerah pelosok di seluruh Indonesia. Bahkan pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai hal ini. 

Untuk mengatasi masalah keterbatasan listrik, pemerintah telah mengeluarkan Perpres Nomor 47 Tahun 2017 tentang Penyediaan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) Bagi Masyarakat yang Belum Mendapatkan Akses Listrik. Peraturan ini bertujuan untuk menyediakan listrik bagi penduduk daerah 3T di seluruh Indonesia.

Berdasarkan sejumlah penelitian dan studi yang dilakukan, PT PLN (persero) menyatakan Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah dengan potensi energi surya. Pasalnya cuaca panas berlangsung cukup panjang hingga sembilan bulan dalam siklus satu tahun.

Panel Surya PLTS Desa Nanga Bere Kec Lembor selatan 

Salah satu daerah yang akan menikmati penerangan hasil  Sumber Energi Terbarukan ini adalah Desa Nanga Bere Kec Lembor selatan Kabupaten Manggarai Barat memiliki pembakitan listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 270 kilowatt-peak (KWP). PLTS ini dalam proses persiapan untuk diaktifkan sehingga bisa digunakan oleh masyarakat.

Sejak bulan September telah dilakukan pemasangan tiang listrik juga kabel disetiap anak kampung dan pada bulan Oktober proses instalasi (proses penyaluran arus dari panel solar ke Aki). Karena pandemi dan cuaca yang melanda sehingga proses selanjutnya mengalami hambatan hingga pada bulan Februari telah dilakukan pemasangan meteran disetiap rumah warga.

Sejak pemasangan meteran pada bulan Februari masyarakat harus bersabar untuk menikmati penerangan dari PLTS tersebut. Meteran yang telah dipasang seperti hanya sebuah lukisan 3D pada setiap rumah warga. Waktu terus berjalan, masyarakat  mempertanyakan kinerja PLN dikarenakan hingga akhir bulan Maret tak kunjung dialiri listrik kerumah warga. 

Papan informasi PLTS 

Setelah ditanyakan oleh masyarakat ke pihak pegawai PLN, mereka menyebut bahwa kendala yang dihadapi yang mengakibatkan PLN belum mengalirkan listrik karena saat pemasangan meteran karena ketiadaan salah satu material kelistrikan yakni Miniature Circuit Breaker (MCB).

Mengenai permasalahan ini sebelumnya pihak PLN sudah melakukan konfirmasi lewat berita yang di muat media Pos Kupang. Berikut petikan pernyataannya.

 Dikonfirmasi per telepon, Manager Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Labuan Bajo, Ambara Natha mengatakan, pihaknya akan menyalakan listrik di Desa Nanga Bere pada akhir Maret 2021. "Perkiraan kalau tidak ada kendala, minggu keempat bulan Maret 2021 ini sudah menyala, kalau meteran kami pasang secara bertahap, tapi sebagian besar sudah," katanya. (Sumber Pos Kupang).

Meteran tanpa MCB 

Setelah menunggu selama 1 bulan, pada awal bulan April 2020 pihak PLN memulai pemasangan salah satu material kelistrikan yang dimaksud yaitu Miniature Circuit Breaker (MCB). Menurut informasi yang dihimpun oleh Admin bahwa dibeberapa titik telah dilakukan pemasangan material yang dimaksud. Terlihat dibeberapa rumah warga untuk telah dipasang seperti pada Kampung Nanga Tangga dan Kamp Kewitu yang sedang dalam tahap pemasangan sedangkan Kampung lain akan segera dilakukan. Sementara itu, dibeberapa titik tiang yang sudah dipasang roboh dikarenakan hujan deras.

Tiang listrik yang tumbang

Sejauh ini masyarakat masih menggunakannya panel surya skala rumahan  dan mesin diesel juga masih ada yang menggunakan lampu kaleng minyak tanah (lampu pelita) sebagai sumber penerangan.

Besar harapan masyarakat segera diselesaikan segala prosesnya, sehingga masyarakat bisa merasakan dan menikmati penerangan dari PLTS tersebut. Karena dengan adanya listrik, aktivitas sosial-ekonomi masyarakat dapat bertumbuh serta mendapatkan informasi, edukasi dan hiburan dari siaran televisi.

Komentar

Postingan Populer