Latar Belakang Dan Sumber Inspirasi Dibalik Narasi Panjang Yang Terdapat Di Media Sosial Bang DiL
Kegiatan belajar menulispun dimulai dengan banyak menceritakan tentang daerah saya, dikarena saya memahami situasi dan kondisi yang terjadi. Sebelumnya ketika liburan saya banyak menghabisakan waktu dikampung halaman dan setiap ada kegiatan selalu diabadikan dalam sebuah gambar dihandphone. Namun selama ini ketika mendapatkan gambar hanya diupload kemedia sosial dengan caption ala kadarnya, tanpa banyak menceritakan secara luas biasalah orang pada umumnya.
Selagi ada kesempatan dan inspirasi tuangkan dalam bentuk tulisan lewat handphone
Setelah dipahami media sosial lebih dari itu, ia
adalah ladang untuk kita menanam sesuatu yang dapat menghasilkan jika kita
memanfaatkannya dengan biak dan benar. Jangan salah juga, media sosial adalah
ladang oknum tertentu yang banyak menyebarkan berbagai kejahatan..
Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan selalu datang
kapan saja. Desa saya sudah bisa mengakses internet dari rumah sejak tahun 2019
akhir. Tentunya perkembangan itu jika digunakan denganbaik tentunya mengasilkan
sesuatu dan jika disalahgunakan akan berdampak buruk bagi penggunanya. Sejak
hadirnya internet banyak orang muda yang berselancar didunia tersebut. Rasa
ketakutan hadir pada diri saya, bagaiamana mengarahkan agar orang muda yang
aktif bermedia sosial dimanfaatkan untuk hal baik. Pada awal 2020, saya mencoba
membuat satu fanespage untuk anak muda bisa menyalarukan idea untuk memajukan
desa lewat media sosial. Namun hal tersebut tidak berjalan sesuai apa yang
diharapkan, namun saya beusaha meyakinkan orang muda untuk tetap berada pada
jalan yang baik dalam bermedia sisoal. Belajar dari berbagai kasus yang
terjadi, bahwa banyak oknum terentu yang salah menggunakan media sosial
sehingga berujung pada jeruji besi, maka dari itu mari bijak dalam bermedia sosial.
Fanpage yang selalu aktif memberikan informasi terupdate tentang desa saya
Sedikit bercerita bahawa, narasi tentang desa sangat
minim saya ketahui mengingat setelah selesai sekolah (SD) saya sudah keluar
dari wilayah tersebut. Kelas 1 sekolah menengah pertama di MTS Salahudin
Nangalili dan pada kelas 2 sudah harus merantau ke Kota Daeng (Makassar) sampai
menyelesaikan SMA. Pada tahun 2017 akhir kemudian saya pulang dari perantauan.
Sehingga perubahan yang terjadi tentunya begitu besar, banyak cerita dan
kejadian saya mengatahuinya dari orang sekitar seperti saya baru memulai dari
awal bermasyarakat.
Desa Nanga Bere yang terletak di kecamatan Lembor
Selatan, Kabupaten Manggarai Barat belum semua orang ketahui keberadaanya,
mungkin salah satu alasanya adalah belum adanya orang yang mungkin mencoba
memperkenalkan daerah tersebut kepada orang lewat media sosial mengingat media
sosial adalah salah satu bagaian dari kegiatan masyarakat dewasa ini.
Beberapa postingan saya di beranda facebook
Hal tersebutkah yang mendasari saya memulai belajar
dan mencoba mencintai dunia menulis. Ketika ada waktu luang saya membiasakan
diri untuk belajar menulis dari situasi dan kondisi, permasalahan, juga coba
memperkenalkan potensi yang ada di desa saya untuk diperkenalkan pada khyalak
banyak mengingat Labuan Bajo jadi perhatian khusus pemerintah kiranya nantinya
ada percikan perhatian. Sehingga hal tersebut tidak hanya menjadi konsumsi
masyarakat setempat tapi menjadi konsumsi publik. Hal tersebut dilakukan
karena selama ini belum begitu banyak informasi yang tersedia tentang wilayah
yang tereltak pada sisi selatan Ibu Kota Manggarai Barat tersebut. Beberapa
hasil coretan tersebut ternyata berdampak besar seperti ada beberapa media
lokal mengangkatnya menjadi berita atau memuatnya sebagai opini publik. Hal
tersebut tentunya seperti memberikan suntikan energy positif untuk saya selalu
berusaha memeperbaiki kuliatas tulisan dan memberikan yang terbaik.
Postingan saya yang ramai diperbincangkan (Viral)
Siang berganti malam, hari berganti minggu saya selalu
memberikan informasi terbaru untuk orang luar tentang desa saya. Disetiap hasil
tulisan saya selanjutnya dibuplikasikan pada sebuah blog yang telah saya buat
beberapa bulan sebelumnya (Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com) dan Fanpage
Facebook (Info_Seputar Nisar Desa Nanga Bere) atau pada beranda facebook Fadil
Mubaraq Ata Nisar.
Seiring berjalannya waktu, hasil tulisan tersebut
mendapat banyak respon baik dari pengguna media sisoal. Dalam beberapa tulisan
beberapa pengguna media sosial yang membaca tulisan tersebut meninggalkan jejak
lewat kolom komentar, namun sebagian berusaha memberikan dukungan lewat jalur
pribadi (Japri) berupa chat di messenger atau chat di whatsApp. Beberapa
diantaranya sebelum ada kegiatan menulis tidak saling mengenal, namun sejak
saya belajar menulis mereka menjadi teman curhat pada waktu tertentu. Hal
tersebut menyadarakan saya bahwa banyak hasil yang kita peroleh dari media
sosial yang mungkin sebelumnya tidak terlintas dibenak kala kita menggunakannya
dengan baik dan benar salah satunya adalah mendapatakan koneksi dengan orang
dengan orang-orang yang punya pengaruh besar pada dunia digital salah satunya.
Beberapa tulisan membawa pengaruh besar hingga ada
media yang turun langsung ke desa untuk melakukan peliputan. Hal tersebut
tentunya membawa kabar baik untuk saya dan desa yang mungkin akan menghadirkan
sebuah perubahan nantinya. Tentunya ketika ada media yang memberikan
pemberitaan tentunya pengaruhnya besar dan jangkaunya tentunya luas. Intinya,
beberapa tujuan awal saya menulis sudah mendapatkan imbalan setimpal, bukan
berarti sudah cukup tapi itu adalah awalan yang baik untuk terus berkarya untuk
desa lewat cara dan gaya saya sendiri. Kembali lagi seperti saya sampaikan
diawal, bahwa hadirnya sebuah perubahan tidak terlepas dari andil generasi muda
didalamnya, karena itu saya melakukan sesuatu yang kiranya mendatangkan sebuah
perubahan nyata untuk desa lewat cara dan gaya yang saya.
Namun dibalik tulisan itu, ada cerita menarnya, yaitu
lahir dari segelas kopi yang saya nikamti pada setiap watu. Kata menjadi
kalimat dan berubah menjadi paragraph itu tidak terlepas dari hal tersebut.
Uniknya kopi yang saya seruput harus tanpa gula atau biasa disebut kopi pahit,
namun karena berada pada lingkungan kos tidak selamanya itu ada dan tersedia
sehingga kopi sachet pun menjadi pilihan yang pada intinya segelas kopi menjadi
keharusan dalam setiap coretan.
Segelas kopi pahit adalah sumber inspirasi dari semua tulisan saya
Kegiatan yang pertama ketika beranjak dari tempat
tidur adalah mendatangi dapur kecil yag terletak pada bagian depan samping
kamar untuk mengambil air putih dan menyalakan kompor minyak yang sudah menua
dimakan usia, memasak air untuk membuat kopi.
Bagi
saya secangkir kopi di pagi hari merupakan satu hal yang wajib bahkan sudah
menjadi sebuah ‘ritual’. Bicara soal kopi, banyak
penyuka kopi melakukan aktivitas harian sambil ditemani secangkir kopi.
Termasuk saya
selalu didampingi segelas kopi pahit
(tanpa gula) saat berhadapan dengan laptop, handphone atau sedang bersantai. Percaya
atau tidak, segelas kopi
memang bisa membuka jalan untuk menemukan sebuah inspirasi. saya pun telah
membuktikannya sendiri. Seorang
penulis, apapun itu jenis tulisannya, membutuhkan
inspirasi untuk berkarya. Inspirasi sebenarnya bisa datang dari mana saja, kita
hanya perlu membuka mata, hati, dan jiwa kita untuk dapat menemukannya. Inspirasi
adalah sesuatu yang sulit untuk dijelaskan, tapi terkadang lebih sulit lagi
untuk ditemukan. Sementara
inspirasi adalah hal terpenting dalam melakukan
suatu karya. Karena setiap karya bersifat individual,
maka seharusnya sumber inspirasinya pun juga bersifat pribadi seperti saya mendapatkan insprirasi dari secangkir
kopi pahit atau kopi sachet jika terpaksa.
Antara segelas kopi, terminal dan laptop menyatu
saya percaya bahwa lewat secangkir kopi,
bisa mengubah segala halusinasi, kesedihan, dan
rasa
pusing menjadi sesuatu yang menginspirasi
dan nyata adanya. Tak jarang dari menyeruput secangkir
kopi, bisa menemukan sebuah imajinasi yang penuh dengan segala kejutan. Seperti kata orang dibalik secangkir kopi memang
menyimpan misteri yang lebih dari sekedar kopi tetapi tersimpan inspirasi,
energy dan kenikamatan kopi itu sendiri.
Selain kopi pahit tadi, inspirasi lainnya adalah ada
yang selalu mendukung dan memberikan masukan tentang setiap tulisan yang saya
posting dimedia. Sadar atau tidak, ketika sebuah karya dikagumi oleh orang lain
itu adalah sebuah suntikan semangat yang luar biasa hadir dalam jiwa si pembuat
karya. Hal tersebut tidak ternilai harganya, karena membuat orang lain suka
denga karya kita adalah bentuk pencapaian yang luar bisa. Kehadiran sebuah
karya kepublik tidak lepas dari berbagai rintangan yang membuat karya itu bisa redup
seketika, namun tidak semua bernasib nahas seperti itu terkadang kehadirnya
justru memberikan suatu warna baru dalam karya tersebut. Itulah yang saya alami
saat ini ada yang selalu memberikan dukungan lewan meninggalkan pesan, baik
pada kolom komentar ataupun chat pribadi (whatsApp atau Messenger).
Kopi pagi agar pikiran dan jiwa terbuka menerima segala yang terjadi
Dari sekian banyak yang merespon ada yang sampai
melangkah jauh hingga pada fase jadi ‘teman curhat’ atau lehih dari sekedar
pembaca pada umumnya. Fase yang dimkasud adalah ketika saling
bertukar informasi, saling
comment di kolom komentar, hingga lama kelamaan
merasa akrab dan cocok dalam sebuah perbincangan kecil lewat dunia maya dan
chatting, hingga bertukar nomor
handphone.
Perkenalaan yang dilkukan lewat
dunia maya seakan membawa saya seperti
telah melakukan perkenalan secara akrab, terbawa kedalam perkenalan yang seolah
olah nyata, padahal perkenalan yang akrab tersebut kalau kita pikir adalah
perkenalan fiktif belaka yang tanpa tahu keadaan sebenarnya pada setiap orang
yang sedang asik menjalin hubungan melewati perkenalan dunia maya. Tapi itulah yang terjadi yang harus kuceritakan pada
kalian apa adanya.
Kata
orang, akrab itu datang bila biasa
bertemu. Tapi, sekali lagi, karena internet, semuanya bisa terjadi. Termasuk saya yag ‘so akrab’
dengan dia yang belum pernah kita bertemu
sebelumnya. Mungkin
karena lahir dari pembicaraan yang nyambung, atau
karena kepribadinya yang cocok
bagi kriteria kita. Hal semacam ini biasanya terjadi di jejaring
sosial semacam Facebook, Twitter, atau aplikasi chatting seperti Whatsapp. Bertemu orang asing,
tetapi entah kenapa begitu akrab
seperti teman pada dunia nyata.
Kunjungan di blog saya
Itulah segala proses panjang yang dilalui sehingga
tercipta narasi panjang yang mungkin teman-teman pernah membacanya dibeberapa
media sosial saya. Ada berbagai faktor pendukung baik internal maupun eksternal.
saya menyadari bahwa semua itu belum maksimal namun seiring berjalananya waktu
akan mencapai titik itu. Memunculkan semangat
harus berasal dari diri sendiri. Orang lain hanya bisa memberikanmu dorongan
untuk maju, tetapi itu tidak akan berguna jika tak ada keinginan darimu.
Semoga teman-teman pembaca memahami apa yang menjadi
tujuan tulisan saya. Saya hanya butuh 6 jam untuk menyelesiakan tulisan ini,
sehingga mungkin terkesan ngawur (berantakan) karena itulah adanya. Semoga terispirasi
untuk memulai satu hal kalian sukai, jangan pernah berpikir untuk apa
mengahabiskan waktu dengan hal yang tidak berguna. Kembali lagi itulah bentuk
kontribusi yang saya lakukan untuk kampung halaman dan desa tercinta lewat
tulisan.
Salam literasi..
Komentar