Latar Belakang Dan Sumber Inspirasi Dibalik Narasi Panjang Yang Terdapat Di Media Sosial Bang DiL

Dalam sebuah kesempatan, untuk menambah khazanah tentang bidang pariwisata (Bang DiL)

Rangabalignisarbersuara.blogspot.com Belakangan waktu terasa begitu cepat cepat, mungkin dikarenakan aktivitas menulis yang saya lakukan setiap ada waktu luang. Cukup melelahkan, hanya sekadar belajar menulis untuk menghabiskan waktu luang. Aktivitas tersebut berawal dari kebiasaan saya yang hampir setiap waktu menyimak berbagai informasi diberbagai media sosial tentang berbagai hal, yang diantaranya dinisiasi oleh beberapa rekan muda. Beberapa diantaranya sukses mengambil bagian dan mendatangkan perubahan di daerah mereka. Sementara selama ini hanya menikmati karya orang sedangkan saya bisa belajar seperti mereka, karena waktu saya banyak dihabiskan dengan bermain handphone.

Kegiatan belajar menulispun dimulai dengan banyak menceritakan tentang daerah saya, dikarena saya memahami situasi dan kondisi yang terjadi. Sebelumnya ketika liburan saya banyak menghabisakan waktu dikampung halaman dan setiap ada kegiatan selalu diabadikan dalam sebuah gambar dihandphone. Namun selama ini ketika mendapatkan gambar hanya diupload kemedia sosial dengan caption ala kadarnya, tanpa banyak menceritakan secara luas biasalah orang pada umumnya.

Selagi ada kesempatan dan inspirasi tuangkan dalam bentuk tulisan lewat handphone 

Setelah dipahami media sosial lebih dari itu, ia adalah ladang untuk kita menanam sesuatu yang dapat menghasilkan jika kita memanfaatkannya dengan biak dan benar. Jangan salah juga, media sosial adalah ladang oknum tertentu yang banyak menyebarkan berbagai kejahatan..

Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan selalu datang kapan saja. Desa saya sudah bisa mengakses internet dari rumah sejak tahun 2019 akhir. Tentunya perkembangan itu jika digunakan denganbaik tentunya mengasilkan sesuatu dan jika disalahgunakan akan berdampak buruk bagi penggunanya. Sejak hadirnya internet banyak orang muda yang berselancar didunia tersebut. Rasa ketakutan hadir pada diri saya, bagaiamana mengarahkan agar orang muda yang aktif bermedia sosial dimanfaatkan untuk hal baik. Pada awal 2020, saya mencoba membuat satu fanespage untuk anak muda bisa menyalarukan idea untuk memajukan desa lewat media sosial. Namun hal tersebut tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan, namun saya beusaha meyakinkan orang muda untuk tetap berada pada jalan yang baik dalam bermedia sisoal. Belajar dari berbagai kasus yang terjadi, bahwa banyak oknum terentu yang salah menggunakan media sosial sehingga berujung pada jeruji besi, maka dari itu mari bijak dalam bermedia sosial.

Fanpage yang selalu aktif memberikan informasi terupdate tentang desa saya

Sedikit bercerita bahawa, narasi tentang desa sangat minim saya ketahui mengingat setelah selesai sekolah (SD) saya sudah keluar dari wilayah tersebut. Kelas 1 sekolah menengah pertama di MTS Salahudin Nangalili dan pada kelas 2 sudah harus merantau ke Kota Daeng (Makassar) sampai menyelesaikan SMA. Pada tahun 2017 akhir kemudian saya pulang dari perantauan. Sehingga perubahan yang terjadi tentunya begitu besar, banyak cerita dan kejadian saya mengatahuinya dari orang sekitar seperti saya baru memulai dari awal bermasyarakat.

Desa Nanga Bere yang terletak di kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat belum semua orang ketahui keberadaanya, mungkin salah satu alasanya adalah belum adanya orang yang mungkin mencoba memperkenalkan daerah tersebut kepada orang lewat media sosial mengingat media sosial adalah salah satu bagaian dari kegiatan masyarakat dewasa ini.

Beberapa postingan saya di beranda facebook 

Hal tersebutkah yang mendasari saya memulai belajar dan mencoba mencintai dunia menulis. Ketika ada waktu luang saya membiasakan diri untuk belajar menulis dari situasi dan kondisi, permasalahan, juga coba memperkenalkan potensi yang ada di desa saya untuk diperkenalkan pada khyalak banyak mengingat Labuan Bajo jadi perhatian khusus pemerintah kiranya nantinya ada percikan perhatian. Sehingga hal tersebut tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat setempat tapi menjadi konsumsi publik. Hal tersebut dilakukan karena selama ini belum begitu banyak informasi yang tersedia tentang wilayah yang tereltak pada sisi selatan Ibu Kota Manggarai Barat tersebut. Beberapa hasil coretan tersebut ternyata berdampak besar seperti ada beberapa media lokal mengangkatnya menjadi berita atau memuatnya sebagai opini publik. Hal tersebut tentunya seperti memberikan suntikan energy positif untuk saya selalu berusaha memeperbaiki kuliatas tulisan dan memberikan yang terbaik.

Postingan saya yang ramai diperbincangkan (Viral)

Siang berganti malam, hari berganti minggu saya selalu memberikan informasi terbaru untuk orang luar tentang desa saya. Disetiap hasil tulisan saya selanjutnya dibuplikasikan pada sebuah blog yang telah saya buat beberapa bulan sebelumnya (Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com) dan Fanpage Facebook (Info_Seputar Nisar Desa Nanga Bere) atau pada beranda facebook Fadil Mubaraq Ata Nisar.

Seiring berjalannya waktu, hasil tulisan tersebut mendapat banyak respon baik dari pengguna media sisoal. Dalam beberapa tulisan beberapa pengguna media sosial yang membaca tulisan tersebut meninggalkan jejak lewat kolom komentar, namun sebagian berusaha memberikan dukungan lewat jalur pribadi (Japri) berupa chat di messenger atau chat di whatsApp. Beberapa diantaranya sebelum ada kegiatan menulis tidak saling mengenal, namun sejak saya belajar menulis mereka menjadi teman curhat pada waktu tertentu. Hal tersebut menyadarakan saya bahwa banyak hasil yang kita peroleh dari media sosial yang mungkin sebelumnya tidak terlintas dibenak kala kita menggunakannya dengan baik dan benar salah satunya adalah mendapatakan koneksi dengan orang dengan orang-orang yang punya pengaruh besar pada dunia digital salah satunya.

Beberapa tulisan membawa pengaruh besar hingga ada media yang turun langsung ke desa untuk melakukan peliputan. Hal tersebut tentunya membawa kabar baik untuk saya dan desa yang mungkin akan menghadirkan sebuah perubahan nantinya. Tentunya ketika ada media yang memberikan pemberitaan tentunya pengaruhnya besar dan jangkaunya tentunya luas. Intinya, beberapa tujuan awal saya menulis sudah mendapatkan imbalan setimpal, bukan berarti sudah cukup tapi itu adalah awalan yang baik untuk terus berkarya untuk desa lewat cara dan gaya saya sendiri. Kembali lagi seperti saya sampaikan diawal, bahwa hadirnya sebuah perubahan tidak terlepas dari andil generasi muda didalamnya, karena itu saya melakukan sesuatu yang kiranya mendatangkan sebuah perubahan nyata untuk desa lewat cara dan gaya yang saya.

Namun dibalik tulisan itu, ada cerita menarnya, yaitu lahir dari segelas kopi yang saya nikamti pada setiap watu. Kata menjadi kalimat dan berubah menjadi paragraph itu tidak terlepas dari hal tersebut. Uniknya kopi yang saya seruput harus tanpa gula atau biasa disebut kopi pahit, namun karena berada pada lingkungan kos tidak selamanya itu ada dan tersedia sehingga kopi sachet pun menjadi pilihan yang pada intinya segelas kopi menjadi keharusan dalam setiap coretan.


Segelas kopi pahit adalah sumber inspirasi dari semua tulisan saya

Kegiatan yang pertama ketika beranjak dari tempat tidur adalah mendatangi dapur kecil yag terletak pada bagian depan samping kamar untuk mengambil air putih dan menyalakan kompor minyak yang sudah menua dimakan usia, memasak air untuk membuat kopi.

Bagi saya secangkir kopi di pagi hari merupakan satu hal yang wajib bahkan sudah menjadi sebuah ‘ritual’. Bicara soal kopi, banyak penyuka kopi melakukan aktivitas harian sambil ditemani secangkir kopi. Termasuk saya selalu didampingi segelas kopi pahit (tanpa gula) saat berhadapan dengan laptop, handphone atau sedang bersantai. Percaya atau tidak, segelas kopi memang bisa membuka jalan untuk menemukan sebuah inspirasi. saya pun telah membuktikannya sendiri. Seorang penulis, apapun itu jenis tulisannya, membutuhkan inspirasi untuk berkarya. Inspirasi sebenarnya bisa datang dari mana saja, kita hanya perlu membuka mata, hati, dan jiwa kita untuk dapat menemukannya. Inspirasi adalah sesuatu yang sulit untuk dijelaskan, tapi terkadang lebih sulit lagi untuk ditemukan. Sementara inspirasi adalah hal terpenting dalam melakukan suatu karya. Karena setiap karya bersifat individual, maka seharusnya sumber inspirasinya pun juga bersifat pribadi seperti saya mendapatkan insprirasi dari secangkir kopi pahit atau kopi sachet jika terpaksa.

Antara segelas kopi, terminal dan laptop menyatu 

saya percaya bahwa lewat secangkir kopi, bisa mengubah segala halusinasi, kesedihan, dan rasa pusing menjadi sesuatu yang menginspirasi dan nyata adanya. Tak jarang dari menyeruput secangkir kopi, bisa menemukan sebuah imajinasi yang penuh dengan segala kejutan. Seperti kata orang dibalik secangkir kopi memang menyimpan misteri yang lebih dari sekedar kopi tetapi tersimpan inspirasi, energy dan kenikamatan kopi itu sendiri.

Selain kopi pahit tadi, inspirasi lainnya adalah ada yang selalu mendukung dan memberikan masukan tentang setiap tulisan yang saya posting dimedia. Sadar atau tidak, ketika sebuah karya dikagumi oleh orang lain itu adalah sebuah suntikan semangat yang luar biasa hadir dalam jiwa si pembuat karya. Hal tersebut tidak ternilai harganya, karena membuat orang lain suka denga karya kita adalah bentuk pencapaian yang luar bisa. Kehadiran sebuah karya kepublik tidak lepas dari berbagai rintangan yang membuat karya itu bisa redup seketika, namun tidak semua bernasib nahas seperti itu terkadang kehadirnya justru memberikan suatu warna baru dalam karya tersebut. Itulah yang saya alami saat ini ada yang selalu memberikan dukungan lewan meninggalkan pesan, baik pada kolom komentar ataupun chat pribadi (whatsApp atau Messenger).

 Kopi pagi agar pikiran dan jiwa terbuka menerima segala yang terjadi 

Dari sekian banyak yang merespon ada yang sampai melangkah jauh hingga pada fase jadi ‘teman curhat’ atau lehih dari sekedar pembaca pada umumnya. Fase yang dimkasud adalah ketika saling bertukar informasi, saling comment di kolom komentar, hingga lama kelamaan merasa akrab dan cocok dalam sebuah perbincangan kecil lewat dunia maya dan chatting, hingga bertukar nomor handphone.

Perkenalaan yang dilkukan lewat dunia maya seakan membawa saya seperti telah melakukan perkenalan secara akrab, terbawa kedalam perkenalan yang seolah olah nyata, padahal perkenalan yang akrab tersebut kalau kita pikir adalah perkenalan fiktif belaka yang tanpa tahu keadaan sebenarnya pada setiap orang yang sedang asik menjalin hubungan melewati perkenalan dunia maya. Tapi itulah yang terjadi yang harus kuceritakan pada kalian apa adanya.

Kata orang, akrab itu datang bila biasa bertemu. Tapi, sekali lagi, karena internet, semuanya bisa terjadi. Termasuk saya yag ‘so akrab’ dengan dia yang belum pernah kita bertemu sebelumnya. Mungkin karena lahir dari pembicaraan yang nyambung, atau karena kepribadinya yang cocok bagi kriteria kita.  Hal semacam ini biasanya terjadi di jejaring sosial semacam Facebook, Twitter, atau aplikasi chatting seperti Whatsapp. Bertemu orang asing, tetapi entah kenapa begitu akrab seperti teman pada dunia nyata.

Kunjungan di blog saya

Itulah segala proses panjang yang dilalui sehingga tercipta narasi panjang yang mungkin teman-teman pernah membacanya dibeberapa media sosial saya. Ada berbagai faktor pendukung baik internal maupun eksternal. saya menyadari bahwa semua itu belum maksimal namun seiring berjalananya waktu akan mencapai titik itu. Memunculkan semangat harus berasal dari diri sendiri. Orang lain hanya bisa memberikanmu dorongan untuk maju, tetapi itu tidak akan berguna jika tak ada keinginan darimu.

Semoga teman-teman pembaca memahami apa yang menjadi tujuan tulisan saya. Saya hanya butuh 6 jam untuk menyelesiakan tulisan ini, sehingga mungkin terkesan ngawur (berantakan) karena itulah adanya. Semoga terispirasi untuk memulai satu hal kalian sukai, jangan pernah berpikir untuk apa mengahabiskan waktu dengan hal yang tidak berguna. Kembali lagi itulah bentuk kontribusi yang saya lakukan untuk kampung halaman dan desa tercinta lewat tulisan.

Salam literasi..

Komentar

Postingan Populer