PLTS Desa Nanga Bere Kec Lembor Selatan Dalam Tahap Uji Coba
Rangabalingnisarbersuara.blogspot.com Desa Nanga Bere yang berada di wilayah Kec Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat merupakan salah satu daerah yang dianggap sebagai salah satu daerah yang masuk kategori daerah tertinggal. Tercermin dari fasilitas yang ada di daerah tersebut masih dalam kondisi cukup memprihatinkan. Salah satunya adalah dalam bidang ketersediaan energi listrik.
Selain itu daerah pesisir tersebut adalah salah satu daerah yang mempunyai intensitas hujan yang rendah dan kondisi alam yang panas karena berada di pesisir. Kondisi alam tersebut, memaksa warga setempat hanya bisa menggantungkan harapan mereka pada hujan untuk bercocok tanam.
Namun siapa sangka dibalik itu semua, kondisi alam tersebut justru menjadi berkah tersendiri. Kondisi alam yang panas dan matahari terik malah cocok untuk lokasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang sumbernya berasal dari pemanfaatan intensitas cahaya matahari.
Sesuai yang dirilis oleh beberapa media online yang menyatakan bahwa, berdasarkan sejumlah penelitian dan studi yang dilakukan, PT PLN (persero) menyatakan Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah dengan potensi energi surya. Pasalnya cuaca panas berlangsung cukup panjang hingga sembilan bulan dalam siklus satu tahun.
Sejak awal tahun 2020, PLN hadir untuk merealisasikan mimpi indah tersebut dengan membangun pembakitan listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 270 kilowatt-peak (KWP). Sebelumnya ditargetkan pembangunan akan selesai pada akhir tahun, namun pandemi melanda menjadi salah satu musabab mengalami hambatan untuk mencapai target tersebut.
Sejak bulan September telah dilakukan pemasangan tiang listrik juga kabel disetiap anak kampung dan pada bulan Oktober proses instalasi (proses penyaluran arus dari panel solar ke Aki). Karena melalui berbagai rintangan dan hambatan seperti cuaca yang kurang bersahabat, hingga pada bulan Februari pemasangan meteran disetiap rumah warga baru selesai dikerjakan.
Sejak pemasangan meteran pada bulan Februari masyarakat harus bersabar untuk menikmati penerangan dari PLTS tersebut. Meteran yang telah dipasang seperti hanya sebuah lukisan 3D pada setiap rumah warga. Setelah pemasang masyarakat harus menunggu sebulan untuk diaktifkan dikarenakan ketiadaan salah satu material kelistrikan yakni Miniature Circuit Breaker (MCB).
Pada awal bulan April 2020 pihak PLN memulai pemasangan salah satu material kelistrikan yang dimaksud yaitu Miniature Circuit Breaker (MCB). Sejak beberapa hari belakangan pihak PLTS melakukan tahap uji coba pengaktifan bertahap ke beberapa akan kampung untuk memastikan tidak ada kendala. Pengaktifan dilakukan bagi para penggunaan yang sudah melakukan pelunasan administrasi.
Sejauh ini masyarakat masih menggunakannya panel surya skala rumahan dan mesin diesel juga masih ada yang menggunakan lampu kaleng minyak tanah (lampu pelita) sebagai sumber penerangan.
Besar harapan masyarakat segera diselesaikan segala prosesnya, sehingga masyarakat bisa merasakan dan menikmati penerangan dari PLTS tersebut. Karena dengan adanya listrik, aktivitas sosial-ekonomi masyarakat dapat bertumbuh serta mendapatkan informasi, edukasi dan hiburan dari siaran televisi.
Komentar